Saat ini, status kota Malang sudah memasuki zona oranye dengan risiko penyebaran Covid-19 sedang. Apabila nantinya berhasil memasuki zona hijau maka sekolah boleh mengadakan pembelajaran tatap muka.
Hal ini sempat disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Malang Dra Zubaidah MM saat menjadi salah satu pembicara dalam webinar kelas orang tua belum lama ini.
Baca Juga : Subhanallah, Ada TPQ Gratis Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Tulungagung
"Saat ini Malang Alhamdulillah zonanya sudah oranye. Semoga nanti zonanya hijau. Kalau zona hijau sekolah bisa mengajukan izin untuk mengadakan pembelajaran dengan tatap muka," ucapnya.
Meski demikian, lanjutnya, sekolah harus membuat angket, apakah nantinya orang tua setuju atau tidak apabila sekolah mengadakan pembelajaran tatap muka.
Dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, Disdikbud Kota Malang, sudah memiliki beberapa program. Pertama, Disdikbud akan melakukan pengadaan wastafel, thermogun, dan sarana prasarana dalam mendukung protokol kesehatan di satuan pendidikan yang ada di kota Malang.
"Kami dalam waktu dekat akan memasang wastafel di semua satuan pendidikan yang masih operasional, masing-masing dua. Tapi kalau yang jumlahnya muridnya banyak sekali kemungkinan lebih dari dua," ungkapnya.
Thermo gun yang diberikan Disdikbud Kota Malang juga bukan thermo gun biasa. Melainkan thermo gun otomatis sehingga tidak perlu orang untuk mengoperasikannya.
"Anak-anak tinggal melihat, manakala ada yang lebih dari 37,5 misalnya, sensornya akan bunyi. Maka guru harus waspada, berarti anak ini suhunya lebih dan tidak boleh masuk sekolah. Harus dibawa ke dokter atau ke puskesmas atau ke tempat-tempat kesehatan lain," tuturnya.
Pengukuran suhu tubuh ini tidak hanya berlaku untuk siswa, namun juga kepada tenaga pendidik, tenaga kependidikan, serta tamu yang datang ke sekolah. Semua juga wajib melakukan cuci tangan di wastafel yang telah disediakan.
Selain itu, kata dia, sekolah juga harus membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin dengan desinfektan.
Baca Juga : Tingkatkan Pendidikan Industri, Kemendikbud Jalin MoU Link and Match dengan KEK Singhasari
"Kami juga mengimbau kepada wali murid untuk menyiapkan bekal makanan dan minuman untuk putra-putrinya dari rumah, memakai masker, membawa hand sanitizer, dan membawa perlengkapan ibadah sendiri," tuturnya.
"Ini tolong betul-betul dipahami dan dilaksanakan oleh bapak ibu guru maupun kepala sekolah utamanya," timpalnya kemudian.
Kembali lagi Zubaidah menegaskan, sekolah wajib menyebarkan angket ke semua orang tua/wali murid siswa mengenai persetujuan untuk dilakukannya pembelajaran tatap muka. Pihaknya sendiri telah melakukan simulasi di satuan pendidikan SMP. Diakuinya saat ini masih banyak orang tua yang belum menyetujui manakala diadakan pembelajaran tatap muka.
Meski demikian, ia berpesan kepada para guru maupun kepala sekolah untuk menyiapkan jadwal maupun program pembelajaran tatap muka. Ia juga mengajak para guru untuk melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
"Kami selalu mengajak dan mengingatkan kepada Bapak Ibu, ayo kita bekerja dengan ikhlas, kerja cerdas, dan kerja keras, serta kerja tuntas. Ayo kita layani anak-anak dan masyarakat dengan sepenuh hati," pungkasnya.