free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Kisah Mahasiswa Tunanetra UIN Malang Raih Gelar Doktor, Istri Setia Dongengkan Buku

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : A Yahya

08 - Oct - 2020, 03:22

Placeholder
Mahasiswa difabel FITK UIN Malang Moh Anas Kholish berhasil meraih gelar doktor berfoto bersama para dewan penguji. (Foto: Ima/MalangTIMES)

Tangis Moh Anas Kholish tak terbendung tatkala bercerita mengenai suka dukanya saat menulis disertasi dalam kondisi tak dapat melihat. Dalam perjalanannya, seluruh keluarganya tak henti memberikan dukungan. Bahkan, sang istri, Siti Rohmah setiap harinya setia membacakan buku untuknya.

"Istri saya kerap kali membacakan buku-buku. Dulu saya bisa membaca itu sendiri tapi kemudian saya harus ditemani sama istri, membaca buku layaknya didongengkan tentang literasi-literasi," ucapnya haru di hadapan para penguji dan promotor.

Baca Juga : Aliansi Mahasiswa Brawijaya Kutuk Keras DPR, Siapkan Aksi Berturut-turut

 

Kerja keras dan dukungan dari orang-orang terdekatnya pun berbuah manis. Hari ini (Rabu, 7/10/2020) Anas memperoleh gelar doktor dan meraih predikat Cum Laude di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Judul disertasinya yakni Model Pendidikan Fiqih Berwawasan Toleransi dalam Menyikapi Keragaman Mazhab (Studi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo).

Turut hadir sebagai dewan penguji Prof Dr H Abdul Haris MAg, Prof Dr H Imam Suprayogo, Prof Dr H Tobroni MSi, Dr H Agus Maimun MPd, Dr H Moh Padil MPdI, H Triyo Supriyanto MAg PhD, dan Dr H Bakhruddin Fannani MA.

Kepada MalangTIMES Anas mengungkapkan, disertasi itu ia susun sejak tahun 2015. Sementara, matanya baru tertutup pada 2018. Jadi, pembuatan disertasi itu 50 persennya saat ia masih bisa melihat dan 50 persennya ketika ia sudah menjadi tunanetra.

"Di tahun 2018 di sela-sela itu ketika mata saya sedang tertutup, saya memilih untuk berhenti karena pada waktu itu tidak mungkin perasaannya seorang difabel untuk menyelesaikan S3. Dan Alhamdulillah berkat dorongan teman-teman, keluarga, istri, anak yang dengan sabar membantu promovendus hingga akhirnya selesai," ungkapnya.

Ia mengaku, teknologi sangat membantu dalam proses penulisan disertasinya. Di antaranya Google Document yang bisa secara otomatis mengetik saat ia berbicara. Sementara untuk penguatan literasi ia menggunakan aplikasi eReader Prestigio yang bisa membacakan literasi untuknya.

Baca Juga : Tolak Omnibus Law, BEM SI Beri Pernyataan Sikap: RUU Cipta Kerja Sakiti Hati Rakyat

 

"Kadang memang kekurangan dari Google Document adalah Spelling-nya yang kurang tepat. Jadi harus ada editor yang meng-Cover itu semua," imbuh pria beranak 3 tersebut.

Kepada para promotor dan penguji, Anas mengucapkan terima kasihnya yang tulus. Ia mengaku tidak pernah berpikir suatu saat bisa diwisuda di bawah naungan FITK UIN Malang. "Alhamdulillah pada kesempatan hari ini saya bisa lulus di tahun 2020 yang dalam pikiran saya ketika mata saya tertutup harapan saya untuk menjadi doktor kayaknya sudah tertutup juga. Ternyata Allah memberikan takdir yang berbeda," pungkasnya.


Topik

Pendidikan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

A Yahya