Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Sri Untari berharap dunia koperasi mampu bangkit kembali dengan inovasi dan dikuatkan oleh pemerintah. Penguatan oleh pemerintah yang dimaksud adalah dengan memberikan bantuan permodalan.
Harapan tersebut, kata Untari dikarenakan koperasi sangat terdampak pada masa pandemi covid-19. Saat ini, minim sekali transaksi yang dilakukan masyarakat. Sehingga perputaran uang yang dilakukan melalui simpan pinjam juga macet dan berpengaruh kepada keuangan internal koperasi.
Baca Juga : Saat Pandemi, Penjual Kopi Keliling Justru Laris Karena Ini
Wanita yang juga Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang ini menuturkan bahwa koperasi yang dipimpinnya tahun ini mengalami penurunan omzet hingga mencapai 17 persen dan sangat jauh berbeda dengan tahun 2019 lalu. Bahkan ia menyebut bahwa kontraksinya mencapai 16 persen.
"Tahun 2019 target omzet itu Rp 102 milliar, realisasinya Rp 103 milliar, tahun ini targetnya Rp 103 milliar realisasinya Rp 86 milliar," ungkap Sri Untari Selasa (6/10/2020).
Oleh karena itu, Sri Untari berharap kepada para pemilik koperasi supaya bersinergi agar semakin kuat meski kondisi pandemi Covid-19. "Intinya koperasi harus masuk dunia digital. Dunia koperasi juga diupayakan memperbaiki manajemennya. Harus mau melakukan autokritik," tegasnya. Tujuannya untuk menguatkan koperasi dengan koperasi lainnya," imbuhnya.
Melalui Dekopin, Sri Untari fokus mengedepankan misi ketahanan pangan dan percepatan digitalisasi. Digitalisasi yang dimaksud ini supaya bisa melakukan penetrasi di berbagai sektor yang ditangani koperasi. Seperti halnya anggota internal koperasi misalnya bisa melakukan transaksi jual beli lewat sistem digital.
"Kita giatkan kerja sama antarkoperasi. Tapi semua harus berbasis digital. Ini yang kita galakkan. Seperti yang saya alami, teman-teman koperasi lain kami juga seperti itu. Jadi manajemen harus pandai betul melakukan analisis, analisisnya apa? Membaca peluang, jadi peluang apa yang bisa dipakai. Untuk bisa menciptakan peluang bagaimana? Harus memiliki pengetahuan. Nah pengetahuan yang saat ini adalah digitalisasi," urainya.
Baca Juga : Maksimalkan Digitalisasi, Disporapar Genjot Ekonomi Kreatif Kota Malang di Tengah Pandemi
Dari pengakuan Sri Untari, nilai pinjaman pada koperasi SBW saat ini berkurang karena untuk menjaga stabilitas keuangan internal. "Jadi sekarang tidak bisa 125 persen, misalnya biasanya minjam awal Rp 10 juta yang kedua bisa Rp 12,5 juta tapi sekarang hanya 100 persen. Itupun kami teliti betul mereka-mereka yang memungkinkan mampu membayar, itu di awal-awal. Sekarang (karena mulai bergeliat lagi) kami mencoba kembali menjadi 125 persen sesuai dengan simpanan pinjaman sebelumnya," paparnya.
Dalam kondisi seperti ini, Sri Untari membaca peluang dunia koperasi baru benar-benar akan pilih kembali pada tahun 2021 nanti. Namun itupun masih belum bisa dipastikan karena wabah covid-19 juga masih belum menunjukkan tanda-tanda akan usai. "Prediksi saya baru akan (benar-benar) sembuh ya satu tahun," tutupnya.