Publik dihebohkan dengan dugaan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh seorang wanita berinisial LHI. Kasus pelecehan ini bahkan menjadi viral di media sosial.
LHI mengaku jika ia diperas dan mengalami pelecehan seksual saat menjalani rapid test di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten.
Baca Juga : Guru dan Siswa di Tulungagung Positif Covid-19, Bagaimana Kelanjutan Sekolah Tatap Muka?
Kasus pelecehan ini terungkap setelah LHI membagikan ceritanya memalui akun twitter @listongs.
Lewat sebuah tread ia mengatakan jika peristiwa itu terjadi pda 13 September 2020. Terkait kasus ini, polisi kini terus melakukan penyelidikan. Polisi tengah mengumpulkan sejumlah bukti untuk mengungkap kejadian ini.
Dikatakan oleh Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Alexander Yurikho, hingga kini kepolisian masih belum menerima pelaporan secara resmi terkait kasus dugaan pelecehan seksual itu.
Kendati demikian, polisi mengatakan jika penyelidikan akan terus berjalan. "Proses pencarian dan alat bukti sudah tugas dari aparat penegak hukum," cetus Alex.
Lebih lanjut Alex mengatakan jika polisi nantinya akan mencoba melakukan sejumlah upaya seperti memeriksa saksi dan mengecek CCTV.
"Penyelidik akan menjalankan upaya yang perlu dan bisa dilakukan untuk membuat terang perkara ini," jelasnya.
Di sisi lain, pihak Soetta pun saat ini juga telah melakukan investigasi.
Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi, sangat menyesalkan adanya informasi dugaan pemerasan dan pelecehan di Bandara Soetta.
Menurutnya, otoritas bandara akan terbuka dalam penyelidikan kasus ini. "Kami memberikan perhatian penuh terhadap informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak dalam proses penyelidikan mengenai hal ini," kata Agus.
Lantas Agus berharap jika peristiwa seperti ini nantinya tidak akan terulang lagi. Ia meminta agar semua pihak bisa membantu menjaga nama baik Bandara.
Sebelumnya, diketahui LHI membagikan peristiwa itu melalui akun Twitternya. Saat itu, LHI hendak akan melakukan perjalanan ke Nias, Sumatera Utara.
"Pada hari Minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara," tulis akun @listongs.
Ia tiba di terminal 3 pada pukul 4 pagi untuk melakukan tes di tempat resmi yang disediakan pihak bandara. LHI mengaku yakin jika hasil tesnya nanti akan non reaktif, tetapi kenyataannya hasilnya reaktif.
Baca Juga : YouTube Daftar Populer Ungkap 6 Rumah Orang Kurang Beruntung, Tinggal di Gorong-Gorong hingga Toilet Umum
"Tapi yaudah, mungkin akunya yang terlalu sombong, jadi rapid aku reaktif Ig G. di situ aku yaudah pasrah, mau cancel flight juga gapapa. karena pergi ke Nias juga gak urgent-urgent banget," katanya.
Lalu ia berniat untuk membatalkan penerbangan. Namun dokter yang melakukan pemeriksaan itu justru menawarkan perubahan data atas hasil rapid test.
"Habis itu dokternya nanyain, 'kamu jadi mau terbang gak?' di situ aku bingung kan, hah kok nanya nya gini.... terus aku jawab lah 'lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel', habis itu dokternya bilang 'ya bisa nanti saya ganti data-nya'," ujar LHI.
Mendengar itu, LHI pun mengaku terkejut dan bingung.
"Di situ kaget si jujur, sama bingung juga. sampai akhirnya aku bilang ke dokternya 'gausah juga gapapa dok, saya takut nularin ke orang-orang di Nias. Jujur emang aku mikirnya gt, karna setau aku di Nias jg masih minim fasilitas kesehatannya, kasihan juga orang2 di sana," sambungnya.
Lantas singkat cerita, LHI mengatakan jika oknum dokter itu justru mengikutinya hingga departure gate dan meminta bayaran. Ia pun mengaku memberikan transfer kepada oknum dokter itu senilai Rp 1,4 juta.
"Si dokter jawab 'mba mampunya berapa? misal saya sebut nominalnya takut ga cocok' hhh si anjing. yaudalah aku asal jawab aja "sejuta?" eh si dokter miskin ini jawab "tambahin dikit lagi lah mba" si tai yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4jt," tuturnya.
Tak cukup sampai di situ, LHI juga mengatakan jika oknum dokter itu telah melakukan pelecehan terhadapnya dengan mencium dan meraba payudaranya.
"Aku kira cuma selesai sampai di situ, ternyata enggak :(abis itu, si dokter ndeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. di situ aku bener2 shock, ga bisa ngapa2in, cuma bisa diem, mau ngelawan aja gabisa saking hancurnya diri aku di dalam," ujarnya.
LHI mengaku saat kejadian itu ia tak kuasa untuk melawan.
"Please jngan hujat aku "aku nya yang ngebolehin/gak ngelawan" tapi jujur, pada saat kejadian bener2 gak bisa ngapa2in dan ngerasa powerless," tuturnya.