Hobi bermain layang-layang memang bisa menghibur bagi diri sendiri dan sebagian orang lain. Bahkan, akhir-akhir ini tidak sedikit warga yang bermain layang-layang hingga malam hari dengan memberikan tambahan ornamen lampu hias.
Namun, tidak sedikit hobi ini juga menyebabkan orang sekecamatan terkena dampak. Terlebih saat layang-layang tersebut menyangkut di kabel listrik milik PLN. Pasalnya, terjadi pemadaman karena korsleting, terutama di wilayah Jember Selatan.
Baca Juga : Peringati HUT Ke-65, Jajaran Satlantas Polres Jember Gelar Baksos
Bahkan, ketika dihitung, PLN menyebut kasus pemadaman karena terkena layang-layang dalam satu bulan mencapai 20 kasus. “Hampir setiap hari, banyak keluhan warga di medsos tentang listrik yang padam. Setelah kami tracking gangguan, tidak sedikit yang diakibatkan oleh layang-layang yang nyantol di kabel. Bahkan dalam satu bulan ini sudah 20 kali kami harus kerja ekstra di malam hari,” ujar Edi, bagian pelayanan PLN Kencong, saat membetulkan kabel korsleting akibat layang-layang di Desa Wonorejo, Kencong, pada Jumat (11/9/2020) malam.
Edi mengimbau agar masyarakat juga proaktif dengan tidak main layang-layang di area padat penduduk, terlebih pada malam hari. Sebab, selain berdampak pada pemadaman, juga bisa berakibat fatal yakni trafo PLN meledak.
“Kalau sering korsleting, akan berakibat pada trafo yang meledak. Iya kalau lokasi trafo jauh dari pemukiman, hanya efek pada trafo. Tapi kalau ada rumah di sekitarnya, bisa tambah fatal,” beber Edi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Nuriah (35), warga Desa Kencong. Dalam beberapa bulan ini, dirinya sangat terganggu oleh seringnya lampu PLN yang tiba-tiba padam. Kondisi itu sangat mengganggu pekerjaannya sebagai penjahit.
Baca Juga : Rumah di Singosari Terbakar, Kerugian Ratusan Juta
“Lagi lagi padam. Penyebabnya pasti layangan. Mohon untuk pihak PLN lebih tegas dalam memberikan imbauan kepada warga yang bermain layang-layang. Bila perlu, libatkan aparat penegak hukum dengan memberikan sanksi atau denda karena kejadian seperti ini tidak hanya sekali, tapi berulang kali,” pungkas Nuriah.