Sebanyak 100 orang pembatik Malang Raya akhirnya tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Batik. Meski bayang-bayang pandemi Covid-19 yang sempat menunda sertifikasi, tapi tak menyurutkan para pembatik untuk melaksanakannya dengan protokol kesehatan.
Para pembatik dari berbagai wilayah Malang Raya itu mengikuti program dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi dalam dua gelombang. Terhitung sejak 9 September 2019 hingga 10 Desember 2020, sertifikasi dilaksanakan di PLUT Kota Batu.
Baca Juga : Festival Mbois ke-5 Dapat Pesan dari Menteri Koperasi dan UKM
Untuk gelombang pertama, kegiatan itu diikuti sebanyak 50 orang melaksanakan uji sertifikasi di Kota Malang. Sedangkan gelombang kedua sebanyak 50 orang yang terdiri dari 35 orang pembatik dari Kota Batu, 9 orang dari kabupaten Malang dan 6 peserta dari Kota Malang.
“Alhamdulillah, akhirnya selesai, sertifikasi hanya sebagai sarana menjaga kualitas. Yang terpenting adalah terus kreatif dan berkarya, karena ilmu akan luntur jika jarang digunakan,” ujar Ita Fitria, koordinator pelaksana sertifikasi gelombang dua.
Owner Batik Lintang itu menambahkan, sertifikasi pembatik dilakukan dua gelombang dan dua tempat berbeda ini sebagai solusi di saat Pandemi Covid-19. Sebab sebelumnya, pelaksanaan sertifikasi dilakukan di satu tempat.
“Bayang-bayang pandemi nyaris menunda pelaksanaan sertifikasi, alhamdulillah bantuan semua pihak akhirnya bisa terselenggara,” tambah assesor asal Kabupaten Malang ini.
Karena itu, dalam gelombang ke dua, sertifikasi dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19. Mulai dari wajib menggunakan masker, hingga saat peserta mencanting juga menjaga jarak.
Dalam pelaksanaan sertifikasi pembatik gelombang kedua di Kota Batu, juga dihadiri oleh ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Batu yang juga ketua TP PKK Kota Batu, Wibi Asti Fianti Santoso. Bahkan ia pun memuji para peserta lantaran antusias para pembatik cukup tinggi meski harus dilakukan dengan protokol kesehatan.
Baca Juga : Inovasi Baru, KPR BCA ONLINEXPO Mudahkan Masyarakat Ajukan Kredit
“Beliau-beliau ini adalah penjaga warisan leluhur bangsa yang layak mendapatkan apresiasi,” kata istri Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso itu. Ia terlibat gembira dan senang melihat masih banyak yang antusias mengikuti sertifikasi batik ini.
“Hebat, meskipun sedang pandemi Covid-19, para pembatik ini tak menyerah, melainkan sebaliknya tetap berkreativitas dan menjaga kualitas produknya dengan mengikuti sertifikasi,” tambah Wibi Asti Fianti.
Sedangkan, Dekranasda Kota Batu hingga saat ini juga berkomitmen dalam membina, mendampingi dan memasarkan produk-produk UMKM khususnya kerajinan salah satunya batik.
“Supaya para pembatik tidak berhenti di sertifikasi ini, tapi juga terus berproduksi dan berkreasi,” harapnya.