Dta terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyebutkan, terdapat 15 kecamatan yang mengalami kekeringan.
Jadi, hanya tersisa 3 kecamatan yang belum melaporkan adanya kekeringan. Yaitu Kecamatan Gedangsari, Patuk dan Semin.
Baca Juga : Kekeringan, Sejumlah Desa di Tulungagung Mulai Didrop Air Bersih
Dari 15 kecamatan ini, ada 129.788 jiwa terdampak yang tersebar di 71 kelurahan. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki di kantornya, Selasa (1/9) siang.
Dari pantauan di lapangan, Wanto, salah satu warga Tenuireng, menyatakan terdapat ratusan warga di pedukuhannya yang sudah hampir 5 bulan mengalami kekurangan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia harus membeli dari pihak swasta seharga Rp 150 ribu per tangki kapasitas 5 ribu liter. “Saya sendiri beberapa bulan ini sudah beli 5 tangki,” ucap Wanto.
Walaupun kekeringan tahun ini terhitung cukup panjang, ditemui terpisah, Camat Girisubo Agus Riyanto menyatakan sejauh ini belum ada laporan bahwa warga sampai menjual ternak untuk membeli air. Menurut dia, kemarau tahun ini cenderung basah dan diselingi hujan beberapa saat sehingga tidak seperti tahun sebelum-sebelumnya.
“Sementara, ini belum separah tahun lalu. Jadi, belum ada warga kami yang menjual ternak,” terangnya.
Terkait penjualan ternak, Agus menceritakan kalau tahun lalu tidak sedikit warga yang terdampak kekeringan sampai menjual ternak untuk membeli air. Bahkan, penjualan ternak ini menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di Girisubo.
Baca Juga : Kasus Penipuan Online di Kota Batu Marak
“Tahun-tahun lalu memang ada warga kami (Girisubo) yang menjual ternak untuk membeli air. Ini menjadi sebuah kebiasaan masyarakat menjual ternak yang merupakan tabungan mereka,” ujar Agus.
Hal senada juga diungkapkan Lurah Ngloro Saptosari Heri Yulianto. Menurut Heri, walaupun wilayahnya sering terdampak kekeringan, pasokan air bersih bagi warga tetap terjaga. Hal ini dikarenakan adanya kerja sama dari pemerintah tingkat kelurahan hingga kabupaten, selain adanya kerja sama yang dibangun dengan pihak ketiga dalam menggali potensi air yang dimiliki.
“Kami berupaya menggali potensi air yang ada. Misalnya pembangunan saluran air dari pihak ketiga, PDAM, dan pemerintah atau pembangunan tampungan air bersih agar ketersediaannya selalu terjaga,” tambahnya.