Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno seorang bapak proklamator yang cerdas, komunikatif serta memiliki cita rasa seni yang luar biasa. Hal itu terbukti dengan pidato-pidatonya hingga kumpulan karya syair puisinya.
Salah satu syair puisi yang telah terkenal dan melegenda karangan Soekarno yakni berjudul 'Aku Melihat Indonesia'. Dalam syair puisi tersebut Soekarno menggambarkan sekilas kondisi alam Indonesia seperti pantai, gunung, sawah dan ekosistem makhluk hidup lainnya.
Baca Juga : Sambut Hari Kemerdekaan, Tiket Masuk Dua Pantai di Malang Gratis!
Menariknya, hanya ada satu nama pantai yang disebut oleh Soekarno dalam syair puisinya yakni Pantai Ngliyep. Dalam syair puisi 'Aku Melihat Indonesia', Soekarno menyebutkan kata Pantai Ngliyep sebanyak dua kali dan bertempat di bait pertama.
Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Kabupaten Malang yang dimana salah satu tempat wisatanya yakni Pantai Ngliyep mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Soekarno hingga disisipkan dalam penggalan syair puisi 'Aku Melihat Indonesia'.
Ahmad Faiz Wildan selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa yang mengelola tempat wisata Pantai Ngliyep dan Pantai Balekambang mengatakan bahwa itu merupakan suatu bentuk apresiasi yang sangat luar biasa.
Dirinya pun membuat kebijakan yang bersinergis dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang untuk penghormatan kepada Soekarno yakni salah satunya dengan promo khusus di sepanjang Agustus.
Selain itu nanti pada tanggal 17 Agustus akan dilakukan prosesi Upacara Kerakyatan yang diikuti oleh berbagai elemen.
"Mulai dari petani, nelayan, peternak, dokter semua berkumpul menjadi satu dan mengenakan pakaian sehari-harinya. Itu nanti berlangsung di waktu detik-detik proklamasi," ungkapnya.
Pihaknya pun berupaya untuk terus mengenalkan Pantai Ngliyep sebagai salah satu lokasi Napak tilas perjalanan Presiden Soekarno.
"Kenapa pantai karena mempunyai historisnya sendiri. Pak Karno (dulu) kan sering ke Ngliyep toh, akhirnya beliau membikin 'Aku Melihat Indonesia' syairnya. Satu-satunya pantai yang disebutkan Pak Karno dalam 'Aku Melihat Indonesia' itu Pantai Ngliyep dua kali dalam alinea pertama," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara juga mengatakan bahwa disebutnya nama Pantai Ngliyep di syair puisi Soekarno merupakan penghormatan yang sangat luar biasa atas alam ciptaan Tuhan yang begitu indah di tanah Indonesia.
"Infonya memang jejak Sukarno pernah di sana, 2 atau 3 bulan yang lalu sempat anggota DPR RI Mbak Rieke Dyah Pitaloka bikin vlog di sana. Itu yang sekarang promosi PD Jasa Yasa," jelasnya kepada MalangTIMES, Kamis (6/8/2020).
Made mengatakan memang tempat wisata Pantai Ngliyep sungguh memikat para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara. Akan tetapi disebutkan oleh Made bahwa masih terkendala terkait aksesnya.
"Sangat memikat, kendala nya di Akses, dan Amenitas-nya seperti hotel, restoran, suvenir," sebutnya.
Berikut isi syair puisi 'Aku Melihat Indonesia' ciptaan Soekarno:
Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan Hindia bergelora
membanting di pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia
Jikalau aku melihat
sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi
batang-batang padi yang menguning menghijau
Aku melihat Indonesia
Baca Juga : Dua Wisata Baru di Sumenep Diharapkan Menyedot Banyak Wisatawan
Jikalau aku melihat gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet
dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia
Jikalau aku melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
"Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!"
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia