Menanggapi aksi demonstrasi dari ribuan masyarakat Tulungagung yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme, Komunisme, dan Terorisme (AMAR), Ketua DPRD Tulungagung, Marsono mengatakan lembaga DPRD adalah lembaga yang menampung aspirasi masyarakat. Namun untuk eksekusinya tetap berada pada Pemerintah Daerah di bawah kepemimpinan Bupati Tulungagung.
"Aliansi sudah berkumpul melakukan demonstrasi dan menyampaikan gagasan, ide, keluhan. Kita tampung di ruang aspirasi untuk berdialog, tuntutannya apa, tadi sudah kita komunikasikan dengan Bupati dan sudah ada kesepakatan," kata Marsono, Senin (03/08/2020).
Baca Juga : Kronologi Masjid di Pangkalpinang Ditutup Lantaran Beda Aliran, Polisi Turun Tangan!
Tugas DPRD Tulungagung menurut Politisi PDIP itu adalah memfasilitasi dan menjembatani komunikasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang berkembang kepada pimpinan tertinggi kabupaten. "Tupoksi kita kan legislasi bukan eksekusi," tegasnya.
Sementara itu, upaya persuasif dari aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP Tulungagung untuk mencegah terjadinya bentrok antara pihak Yayasan Imam Syafi'i dengan masyarakat Desa Tapan sudah dilakukan jauh sebelum aksi hari ini dengan mendirikan tenda (posko).
Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia, usai audiensi dengan perwakilan AMAR di Kantor DPRD Tulungagung, mengatakan telah memberi perintah untuk menjaga situasi di sekitar yayasan. "Sebagai Kapolres tugasnya adalah menjaga situasi kamtibmas di Tulungagung selalu aman dan kondusif," jelasnya.
Kapolres EG. Pandia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh massa aksi yang yang telah menyampaikan aspirasi dengan aksi damai dan sudah diterima oleh Bupati Tulungagung.
Baca Juga : Ribuan Massa AMAR Demo di Tulungagung Tolak Munculnya Gerakan Radikalisme
Kepada semua pihak, ia mengimbau agar semua menjaga dan mengendalikan diri untuk mengikuti prosedur dari Pemerintah Daerah yang sudah ada, termasuk IMB.
Mengenai radikalisme dan terorisme, pihak kepolisian menurutnya sudah ada fungsi intelijen yang selalu melakukan deteksi dini. Selain itu kepolisian juga terus melakukan koordinasi dengan tokoh-tokoh termasuk kiai, alim ulama dan masyarakat untuk mendapat informasi. "Kita tidak mau teror ada di Tulungagung, kita ingin di Indonesia ini selalu aman dan kondusif," pungkasnya.