Tren bersepeda yang dilakukan masyarakat di masa pandemi Covid-19 dirasa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang cukup bagus untuk mengurangi gas emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor.
Kota Malang merupakan kota terpadat di Jawa Timur setelah Surabaya. Tak ayal gas emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor sangat mempengaruhi kualitas udara. Terlebih setiap tahunnya mahasiswa pendatang dari kota lain juga datang juga membawa kendaraan bermotor.
Baca Juga : Uji Kualitas Lingkungan, Puluhan Titik Udara dan Air Diteliti DLH Kota Malang
Olah karena itu, Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup DLH Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengatakan bahwa tren bersepeda saat ini sangatlah bagus. Bahkan ia berharap suatu saat nanti bisa ada program dari pemerintah untuk hari tanpa kendaraan bermotor.
"Ini suatu hal baik. Saya pingin itu suatu saat ada program dari Pemerintah Kota Malang, jadi hari bersih dari kendaraan bermotor," ujar Arif.
"Dari hari Jumat atau seminggu sekali atau 2 kali, pegawai atau ASN misalnya dilarang untuk naik motor, harus naik sepeda atau menggunakan angkutan umum itu suatu hal yang bagus. Minimal mengurangi gas emisi," imbuhnya.
Lanjut Arif, saat ini di Kota Malang sejak ada pandemi Covid-19 terutama saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa dirasakan bahwa udara cukup bagus karena masyarakat banyak yang tidak menggunakan kendaraan bermotor.
"Selain kita berupaya melakukan penghijauan di beberapa wilayah di Kota Malang agar oksigen yang dihasilkan juga cukup banyak," ucapnya.
Baca Juga : Volume Sampah di Kota Malang Turun 10 Persen
Menurut Arif, sebenarnya Kota Malang cukup beruntung mempunyai Lapangan Rampal yang cukup banyak pohon berjajar dan menghasilkan oksigen luar biasa setiap harinya.
"Itu luar biasa sekali, paling tidak itu menyerap langsung udara yang ada di situ. Saya yakin kualitas udara di Lapangan Rampal dengan jalan yang sama di Blimbing pasti tidak sama. Karena kualitas udara di Rampal lebih bagus," pungkasnya.
