SMP Negeri 1 Giri, Banyuwangi, menggandeng TNI Angkatan Darat (AD) dan kepolisian. Kedua lembaga itu dilibatkan dalam upaya memberikan layanan maksimal kepada para siswa di SMP 1 Giri, termasuk dalam membentuk siswa yang berkarakter,
Menurut Sudarman, kasek SMP Negeri 1 Giri, pihaknya menyadari memiliki kemampuan yang terbatas dalam menangani kenakalan anak. Untuk itu, dipandang perlu menjalin kerja sama dengan para pihak yang dinilai memiliki kapasitas dan kemampuan dalam menangani masalah kedisplinan anak.
Baca Juga : Belajar dari Rumah, Siswa SDN Jatirejo Dibagi 8 Kelompok
Menurut dia, dalam usia remaja, kenakalan anak harus dibatasi. Ada beberapa tindakan pelanggaran anak yang masih dalam dalam batas wajar dan para pendidik diyakini mampu mengatasi. Misalnya membolos dan berbuat curang atau ngerpek saat mengejakan soal ujian di sekolah.
”Namun apabila sudah melakukan tindakan yang mengarah pada kekerasan, coret-coret tembok, mengenal minuman keras. apalagi narkoba, maka guru tidak mampu menangani karena tidak memiliki kapasitas dan keilmuan dalam menuntaskannya,” ucap kepala sekolah asal Tegalsari itu.
Selanjutnya Sudarman mengatakan, beberapa waktu lalu pihak sekolah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama dalam mendidik siswa siswi SMP Negeri 1 Giri di sekolah. TNI AD dan kepolisian secara berkala akan melakukan pembinaan terhadap anak didiknya.
Lembaga yang sudah sepakat bekerja sama antara lain Koramil Giri yang lokasinya kebetulan bersebelahan, Polsek Giri, Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama dalam hal ini adalah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Giri.
Lembaga tersebut akan memberikan bimbingan dan penyuluhan secara periodik terkait pentingnya wawasan kebangsaan dan bela negara serta bahaya miras dan narkoba. Juga sanksi yang akan dikenakan apabila melakukan pelanggaran dan lain sebagainya.
Baca Juga : Berprestasi, Ratusan Pelajar Kota Malang Dapat Beasiswa dari Disdikbud Total Rp 3 Miliar
Selain itu, pihak sekolah memandang perlu petugas Dinas Kesehatan memberikan informasi kepada para siswa tentang pentingnya tahap perkembangan yang harus dilalui manusia, mulai anak sampai remaja, termasuk reproduksi. Juga bahayanya bagi remaja apabila mereka terjebak dalam pergulan bebas.
”Kami mohon maaf belum bisa menampilkan data, namun disinyalir saat ini tidak sedikit anak usia SMP yang terjebak dalam pergaulan yang melebihi batas. Sehingga kami menjalin kerja sama dengan KUA untuk menyampaikan informasi dampak negatif pernikahan usia dini,” imbuh mantan kasek SMP Negeri 1 Cluring tersebut.