Perjuangan remaja berusia (17) tahun ini, patut diapresiasi. Setelah ditinggal ibunya yang sedang menjalani isolasi covid-19, remaja ini merawat adik-adiknya sendiri di rumah.
Dia adalah Vani, remaja asal Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Putra pertama dari 5 bersaudara, yang seluruhnya laki-laki. Keempat adiknya berusia 12 tahun, 10 tahun, 5 tahun dan 2 tahun.
Baca Juga : Sehari, Satu Desa di Kota Batu Tambah 5 Pasien Positif Covid-19
Remaja yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA di Jombang itu, terpaksa tinggal sendiri di rumah bersama adik pertama dan keduanya. Pasalnya, ibunya Zulfadli Mursidah (37) sedang menjalani isolasi di rumah karantina STIKES Pemkab Jombang sejak 15 Juni 2020 lalu. Sedangkan ayahnya Abdul Kadir, sudah meninggal dunia 8 bulan lalu.
"Kalau anak yang kedua dan ketiga ini ikut sama saya. Anak yang keempat itu ikut tante, anak yang kelima ikut saudara yang lain. Rumah saudara masih satu desa," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (16/7/2020).
Kehidupan Vani mulai berubah sejak ditinggal ibunya yang sedang dikarantina kerena covid-19. Ia harus merawat adik pertama dan keduanya. Setiap pagi ia harus masak sendiri untuk kedua adiknya yang tinggal bersamanya.
Beruntung, di rumah masih ada persediaan beras dan sejumlah uang yang ditinggali oleh ibunya. Sedangkan untuk makan siang dan malam hari, ia mengandalkan kiriman dari saudara-saudaranya yang tinggal satu desa.
Vani mengatakan, dirinya juga berjualan pizza untuk mencukupi kebutuhannya. Ia membuat pizza dengan dibantu adik pertamanya. Uang dari berjualan itu, ia gunakan untuk membayar listrik dan kebutuhan lain adik-adiknya.
"Ya pagi masak sendiri dan dikirimi sama tante juga. Kalau persediaan beras juga ada. Sama ditinggali uang 500 ribu rupiah. Bikin pizza juga untuk dijual," tuturnya.
Vani sempat mengeluh selama merawat adiknya tersebut. Namun karena memikul tanggungjawab, Vani menjalaninya dengan ikhlas. Ia berharap, ibunya yang sedang dikarantina segera bisa kembali pulang dan kembali berkumpul dengan keluarga.
"Kalau dikatakan sulit ya sulit, tapi mereka butuh kasih sayang. Saya pengen ibu segera pulang," kata Vani.
Dikonfirmasi terpisah, Zulfadli Mursidah mengaku anak-anaknya tidak sampai terlantar selama ia tinggal menjalani karantina. Untuk makan sehari-hari, semua anaknya dibantu oleh semua kerabatnya. Selain itu, ia juga mengaku telah menitipkan sejumlah uang untuk kebutuhan anak-anaknya.
Baca Juga : Pasien Covid-19 yang Kabur dari RSSA Jalani Isolasi Mandiri dengan Pengawasan Ketat
"Sehari-hari kalau pagi masak sendiri. Nanti kalau siang dikirim sama adik saya untuk lauknya, nasi kan bisa masak sendiri," jelasnya saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.
Dijelaskan Zulfadli, dirinya dinyatakan reaktif setelah melakukan rapid test pada (15/6/2020) lalu. Selang 11 hari, dirinya dinyatakan positif covid-19 berdasarkan hasil tes swab. Saat ini, dirinya masih menjalani proses karantina di STIKES Pemkab Jombang di Jalan dr Soetomo, Kelurahan Jombatan, Jombang.
"Sampai saat ini sudah 1 bulan lebih 1 hari dikarantina. Alhamdulillah selama di sini gejala apapun tidak ada, kayak batuk, pilek tidak ada sama sekali. Kondisi saya Alhamdulillah sehat, itu menurut saya," ujarnya.
Ibu lima anak ini berharap, agar ada bantuan dari pihak pemerintah kepada anak-anaknya yang berada di rumah. Terlebih lagi, usahanya berupa rias pengantin juga terdampak corona.
"Ya kalau bisa ada bantuan. Bukannya saya meminta ya. Selama saya di sini, menurut saya membantu sedikit lah untuk anak-anak saya. Meski tidak membantu ya tolong diperhatikan. Kemarin kan ndak diperhatikan sama sekali," pungkasnya.