Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masih sering menjadi sorotan.
Kehidupannya setelah tak menjadi anggota kabinet rupanya masih membuat penasaran publik.
Kini diketahui, Susi Pudjiastuti tengah disibukkan mengurus bisnisnya.
Baca Juga : Jembatan Kedungkandang Mulai Digarap, Dewan Beri Catatan ini
Susi merupakan pemilik dari PT ASI Pujiastuti Marine Product.
Namun baru-baru ini, Susi secara blak-blakan mengungkapkan kondisi bisnisnya.
Kabarnya, bisnis Susi ini bisa berujung pailit karena imbas dari Covid-19.
Sulitnya situasi ini membuat perusahaan miliknya mengalami keadaan yang membuat arus kas tidak lagi seimbang.
Hal tersebut diungkapkan Susi melalui diskusi virtual yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (12/6/2020) lalu.
Dalam diskusi tersebut, Susi mengatakan jika dirinya telah menutup beberapa cabang dan merumahkan karyawannya.
Susi menyebut, jika kondisi seperti ini masih berlangsung lama tak menutup kemungkinan ia bisa menutup bisnisnya.
Akibatnya Covid-19 ini, maskapai perintis milik perempuan asal Pangandaran ini juga harus diberhentikan beroperasi.
Lebih lanjut Susi mengungkapkan jika bisnis penerbangannya itu 99 berhenti total lantaran kebijakan pemerintah selama pandemi ini.
"Kami bertahan tutup banyak cabang, rumahkan karyawan. Kemudian kalau tidak kembali kan harus shutdown total. Ya give up atau dalam UU kepailitan kami harus menyatakan pailit," ujar Susi.
Diketahui, bisnis Susi ini sudah tak memiliki pendapatan selama dua bulan.
Baca Juga : Terima Tantangan Luhut Binsar Debat soal Utang, Rizal Ramli Janji Lakukan Ini jika Kalah
Sedangkan ia harus menanggung gaji karyawan, membayar sewa tempat hingga kewajiban kepada perbankan.
Bagi Susi situasi seperti ini dianggapnya sebagai kondisi yang menakutkan dan tersulit.
"Ada surat-surat yang harus diperpanjang setiap tahun, STNK, surat pilot kan harus diurus. Security clearance juga harus dijalankan, ini semua kan beban tetapi penerbangan tidak ada. Di sisi lain, kalau mau terbang juga harus siap. Ini kondisi tersulit dalam hidup saya bekerja," katanya.
Susi lantas menambahkan jika dalam hal ini strategi yang sudah diambil oleh semua pengusaha tak akan membuat situasi membaik.
Namun, jika masih bertahan atau menutup secara sementara justru akan membuat usaha tersebut tutup selamanya atau bangkrut.
"Tetapi kita bertahan dengan menutup banyak cabang, merumahkan banyak karyawan. Jika tidak kembali ya kita harus dalam UU kepailitan harus menyatakan pailit atau tutup," paparnya.
Kendati demikian ada option yang biasanya dilakukan oleh pengusaha untuk bisa keluar dari masalah seperti ini yakni dengan menjual aset perusahaan.
Susi lantas mengatakan meski menjual aset perusahaan itu pun tidak mudah.