free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Patriotisme Soekarni “Si Penculik Soekarno-Hatta”, Sejak Kecil Gemar Mengganggu Tentara Belanda

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

12 - Nov - 2019, 01:24

Placeholder
Soekarni.(Foto : malangtoday)

Soekarni muda memang berbahaya bagi pemerintah kolonial Belanda. Sejarah mencatat Soekarni pernah kabur ke Kalimantan. Tepatnya di kota Banjarmasin, Soekarni menyamar sebagai penjual soto agar terhindar dari tangkapan aparat hukum kolonial.

Aksi penyamaran Soekarni pernah hampir terbongkat saat seorang gadis hendak membeli soto. Sukarni pun lari tunggang-langgang. Meninggalkan dagangan sotonya, yang kemudian dibenahi oleh kawan-kawannya.

Rupanya, seperti terangkum dalam buku Soekarni dalam Kenangan Teman-temannya (1986), gadis yang hendak beli soto itu ternyata teman sekolah Soekarni di Jakarta. Bisa celaka jika gadis pembeli soto mengenali Soekarni yang saat itu dalam buruan aparat kolonial.

Meski berjuang keras, Soekarni akhirnya tertangkap juga di Balikpapan. Di masa pendudukan ia sempat ditahan. Ia senasib dengan Adam Malik dan Wikana. Jelang proklamasi, Soekarni termasuk pemimpin pemuda yang menggerakkan generasi sebayanya dalam rangka percepatan proklamasi kemerdekaan Indonesia—setelah Jepang menyerah pada 14 Agustus 1945.

Saat prosesnya, Soekarni adalah sosok yang mewakili kelompok muda agar pasangan Soekarno-Hatta secepatnya memproklamasikan kemerdekaan negara pada 17 Agustus 1945. Dia tidak menginginkan pasangan itu terlalu berpikir lama menyatakan kemerdekaan negara. Sejarah ini yang membuat kelompok pemuda harus melakukan ‘penculikan’ terhadap kedua pemimpin itu ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Jiwa patriot dan nasionalise Soekarni terpatri sejak masih anak-anak. Sosoknya sejak kecil digambarkan sebagai orang yang membenci Belanda. Lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916, Soekarni punya catatan gemar berkelahi dengan anak-anak Belanda. Hal ini dilakukannya hampir setiap hari. Pola pikir membenci Belanda ini karena tertanam oleh gurunya yang juga tokoh pergerakan Indonesia saat itu, Mohammad Anwar.

Menurut keluarga, Soekarni kecil adalah sosok yang bandel. Pada zaman penjajahan Belanda, Soekarni gemar berbuat onar dengan menggoda tentara Belanda.

"Waktu kecil memang nakal dia. Tiap kali ada Belanda (tentara) lewat di Jalan menggunakan sepatu roda, dia sering mengganggu," ungkap Kiswoto, keponakan Soekarni saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Jumat (8/11) lalu.

Menurut Kiswoto, semenjak kecil Soekarni sudah dikenal anti dengan Belanda yang kala itu menjajah Indonesia. "Bagaimana, dia itu sangat anti terhadap (orang) Belanda. Makanya, hingga tumbuh dewasa dia itu menjadi sering dicari-cari Belanda," terang pria yang kini menginjak usia 76 tahun itu.

Kiswoto berkisah, cerita mengenai kehidupan masa kecil Soekarni di tanah kelahirannya di Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar diperoleh dari sang nenek, Supijah (ibu Soekarni). Diceritakan hingga dicatat dalam sejarah bagaimana keonaran Soekarni terhadap penjajah Belanda hingga membentuk gerakan pemuda. "Namanya Indonesia Muda. Waktu itu masih remaja sekitar 1930," ungkap anak ke tujuh dari 11 bersaudara ini.

Di Blitar, Kiswoto yang pensisunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa dibilang bagian keturunan keluarga Soekarni. Dia yang kini diberi amanah oleh keluarga untuk merawat dan mengelola rumah kakek dan neneknya dan masa kecil Soekarni.  Soekarni merupakan paman Kiswoto. Ibunya, adik kandung dari Soekarni. Soekarni. Dia anak keempat dari sembilan bersaudara. Selama menjalin rumah tangga, Soekarni dikaruania lima orang anak.

Kiswoto mengaku sudah pernah bertemu langsung dengan pamannya tersebut. Meskipun tidak begitu intens. Kala itu, ketika dirinya sedang bekerja di Jakarta. "Saya ketemu dia hanya saat di Jakarta. Saya tidak begitu tahu kehidupannya saat dewasa. Yang pasti, dia (Soekarni) itu sering kemana-mana. Sibuk. Terkadang juga pulang," paparnya.Pasca kemerdekaan, Soekarni pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1967. Soekarni juga pernah menjadi Duta Besar Indonesi di Tiongkok. "Kalau kesibukan yang lain saya tidak tahu," terang bapak dua anak ini.

Mengutip catatan di laman Wikipedia, Soekarni sejak remaja memang aktif di organisasi kepemudaan. Yakni Indonesia Muda. Dia juga sempat mendirikan partai sendiri bernama Partai Murba. Dia pun disebut politisi.

Dilansir dari detik.com, takdir juga mempertemukan Soekarni dengan Tan Malaka di masa jajahan Jepang. Sosok Tan Malaka ini yang membuatnya semakin berevolusioner terhadap perjuangan bangsa. Pertemuan ini juga menjadi cikal awal berdirinya Partai Murba. Soekarni juga didaulat menjadi Ketua Umum.

Hubungan antara Soekarni dengan Tan Malaka semakin erat ketika kedudukan pusat pemerintahan RI berada di Yogyakarta. Hubungan ini dibuktikan ketika Sukarni menjabat sebagai Sekjen Persatuan Perjuangan (PP) di bawah ketua Tan Malaka. Karena sikapnya yang berani, Sukarni sempat dijebloskan ke penjara pada 1946 di Madiun.

Dalam riwayat hidupnya, Soekarni juga pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok pada 1961.Dia juga pernah ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1967. Tokoh yang pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputra ini wafat pada tanggal 7 Mei 1971. Jasad Soekarni dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

43 tahun berselang, Soekarni Kartodiwirjo menjadi salah seorang tokoh pejuang dari Jawa Timur yang mendapat penghargaan gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo. Gelar pahlawan itu diberikan Presiden kepada Pria kelahiran Blitar ini pada tahun 2014.(*)

 


Topik

Peristiwa blitar-brita-blitar pemerintah-kolonial-Belanda anggota-Dewan-Pertimbangan-Agung-pada-1967 Patriotisme-Soekarni



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya