Kawasan Konservasi Ekowisata Mangrove Wonorejo akan dikembangkan menjadi lebih luas oleh Pemerintah Kota Surabaya. Kawasan yang terletak di pantai timur Surabaya ini akan dikembangkan menjadi empat bagian.
Wilayah yang akan masuk dalam pengembangan dan perluasan Kebun Raya Mangrove ini diantaranya Wonorejo, Medokan Ayu, Keputih dan Gunung Anyar. Untuk saat ini, wilayah yang akan dikembangkan terlebih dulu adalah wilayah Wonorejo dan Gunung Anyar.
Ke depan jika seluruh wilayah ini tergabung, maka kawasan ini akan menjadi kawasan konservasi mangrove terbesar. Nantinya, Pemkot Surabaya akan bersinergi bersama warga untuk menjadikan Ekowisata Mangrove Wonorejo sebagai hutan lindung yang bermanfaat sebagai pencegah abrasi dan penangkal banjir rob.
Menurut Suwito, Koordinator Mangrove Information Center, kawasan hutan mangrove ini dibuka sebagai tujuan wisata sekaligus edukasi lingkungan warga Surabaya. Berbagai fasilitas disediakan oleh Pemkot Surabaya seperti gazebo, pendopo, jogging track, sentra kuliner, dermaga kapal dan pembibitan mangrove.
Terbaru adalah pembangunan jembatan observasi dari bambu yang akan membentang sepanjang bozem Wonorejo. “Semua fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan pengunjung dengan gratis tanpa dipungut biaya,” ujar Suwito.
Bangunan jembatan gantung ini sudah dimulai sejak bulan Mei 2018, dan dilanjutkan pada akhir tahun Desember 2018 untuk tahap 1. Pembangunan tahap 2 sedang berlangsung sampai tahap 4 nanti di pertengahan tahun 2019. Jembatan gantung bambu ini menghubungkan MIC (Mangrove Information Center) hingga kawasan jogging track.
Jembatan gantung bambu ini terbilang aman karena berbahan dasar bambu betung. Bambu ini memiliki diameter yang paling besar dan kuat di antara jenis bambu lainnya. Rata-rata kekuatan bambu ini bisa mencapai 2 hingga 3 tahun.
Jembatan gantung bambu ini diperkirakan bisa dinaiki sampai maksimal 15 orang. Tak perlu khawatir, pengunjung pada destinasi wisata jembatan gantung bambu ini tidak dipungut biaya atau gratis.