Kisah Epik Senapati Kediri: Dari Pembangunan Kuta Bacingah hingga Pertempuran Berdarah Membela Mataram
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
23 - Jun - 2025, 02:52
JATIMTIMES - Di tengah pergolakan dan ambisi besar yang meliputi Jawa pada akhir abad ke-16, muncullah seorang tokoh penting yang tidak hanya meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Kediri, tetapi juga mempengaruhi dinamika kekuasaan Mataram Islam. Dia adalah Senapati Kediri, seorang panglima perang yang berjasa, ahli strategi, dan arsitek yang visioner. Kisah hidupnya yang heroik dan tragis mencerminkan kompleksitas zaman, di mana aliansi, pertempuran, dan pembangunan berpadu dalam perjalanan yang penuh liku.
Awal Karier dan Kebangkitan di Bawah Mataram Islam
Pada tahun 1586, ketika Panembahan Senopati memulai ekspansinya untuk memperluas kekuasaan Mataram Islam, Kediri menjadi salah satu target utamanya. Kediri, yang sebelumnya merupakan bagian dari kekuasaan Majapahit, memiliki posisi strategis dan nilai ekonomis yang tinggi. Dalam upayanya untuk menguasai Jawa, Senopati berhasil merebut Madiun pada tahun 1590 dan Kediri setahun kemudian, pada 1591.
Baca Juga : Soroti Realisasi Pendapatan dan Belanja, DPRD Kota Malang: Banyak Tools untuk Optimalisasi
Setelah penaklukan Kediri, seorang tokoh yang dikenal sebagai Senapati Kediri muncul sebagai sosok penting dalam struktur kekuasaan Mataram. Ia diangkat sebagai anak oleh Panembahan Senopati dan diberi kepercayaan penuh untuk mengelola wilayah yang baru ditaklukkan. Senapati Kediri menerima anugerah tanah seluas 1.500 petak sebagai tanda penghargaan atas jasanya. Menurut Serat Kandha, ia juga berjasa dalam menumpas pemberontakan dan mengalahkan Ratu Jalu, yang memperkuat posisi Mataram di Kediri.
Pembangunan Kuta Bacingah: Benteng Kebanggaan Mataram
Senapati Kediri tidak hanya dikenal sebagai panglima perang yang tangguh, tetapi juga sebagai seorang arsitek dan pembangun ulung. Pada tahun 1587, ia memimpin proyek ambisius pembangunan benteng besar yang dikenal sebagai Kuta Bacingah atau Kuta Gedhe. Benteng ini dibangun untuk memperkuat pertahanan Mataram dan menjadi simbol kekuatan serta kemegahan kerajaan.
Menurut Babad Tanah Djawi, Kuta Bacingah dibangun dengan menggunakan batu bata putih dan merah, tanpa adanya lubang-lubang untuk menembak, mencerminkan keyakinan Senapati Kediri terhadap kekuatan Mataram dalam menghadapi ancaman dari luar...