Asal Usul Rumor Brigitte Macron Dituduh sebagai Transgender
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
25 - Feb - 2025, 06:58
JATIMTIMES - Rumor bahwa Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, terlahir sebagai laki-laki telah beredar selama bertahun-tahun. Kabar ini pertama kali mencuat pada April 2021, setahun sebelum pemilihan presiden Prancis 2022, ketika suaminya, Emmanuel Macron, kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Menurut laporan Snopes, Selasa (25/2/2025), desas-desus ini pertama kali dipublikasikan oleh Faits & Documents, sebuah buletin sayap kanan Prancis yang mengklaim sebagai sumber informasi "rahasia." Buletin ini hanya tersedia dalam bentuk cetak dan memerlukan langganan untuk mengaksesnya.
Baca Juga : BAZNAS dan Pemkab Blitar Salurkan Bantuan untuk 115 Penerima, Perkuat Pendidikan dan Ekonomi Umat
Publikasi tersebut dikenal karena menyebarkan teori konspirasi dan antisemitisme. Salah satu penulisnya, Xavier Poussard, merekrut Natacha Rey untuk menulis sebuah artikel yang mengklaim bahwa Brigitte sebenarnya dilahirkan sebagai laki-laki dengan nama Jean-Michel Trogneux. Artikel itu juga menyebutkan bahwa sebelum menjalani transisi, Brigitte memiliki tiga anak dengan seorang wanita bernama Catherine Auzière. Bahkan, mantan suami Brigitte, Andre-Louis Auzière, diklaim tidak pernah ada.
Rumor ini terus berkembang melalui enam edisi buletin yang diterbitkan pada musim gugur 2021, menjelang pemilu Prancis. Tuduhan ini memperkuat rumor lama dari 2016 yang menyebut Emmanuel Macron sebagai gay. Namun, klaim mengenai identitas Brigitte sebagai transgender baru benar-benar viral pada 10 Desember 2021.
Pada hari itu, Natacha Rey diundang dalam wawancara langsung oleh seorang YouTuber yang mengaku sebagai paranormal, Amandine Roy (nama asli Delphine Jegousse).
Dalam siaran langsung berdurasi empat jam itu, mereka membahas rumor mengenai pasangan Macron dengan berbagai detail. Meskipun video tersebut ditonton lebih dari 450 ribu kali, akhirnya video itu dihapus. Terlepas dari kontroversi ini, Emmanuel Macron tetap berhasil memenangkan pemilu, mengalahkan kandidat sayap kanan Marine Le Pen.
Pada 11 Maret 2024, isu ini kembali mencuat setelah komentator politik konservatif Amerika, Candace Owens, mengangkatnya di podcast pribadinya. Owens mengulangi tuduhan tersebut secara rinci dengan merujuk pada Pressibus, sebuah situs Prancis yang sebelumnya menyebarkan teori konspirasi terkait pandemi COVID-19.
Brigitte Macron sendiri pernah menanggapi rumor ini dalam wawancara radio pada Januari 2022. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut merusak silsilah keluarganya.
"Pada suatu titik, saya menyadari bahwa mereka telah mengubah silsilah saya," ujarnya. "Mereka memanipulasi latar belakang keluarga saya, termasuk orang tua saya." kata Macron.
Faktanya, Brigitte dan Jean-Michel Trogneux bukanlah orang yang sama, melainkan saudara kandung. Mereka adalah dua dari enam bersaudara, termasuk Annie, Maryvonne (meninggal pada 1960), Monique, dan Jean-Claude (meninggal pada 2018).
Brigitte Macron sebelumnya menikah dengan Louis-Andre Auziere selama 30 tahun sebelum akhirnya bercerai pada 2006. Ia kemudian meninggal pada 24 Desember 2019 di usia 68 tahun. Dari pernikahannya dengan Louis-Andre, Brigitte memiliki tiga anak, Tiphaine, Sebastien, dan Laurence.
Adapun Catherine Auzière, yang disebut-sebut sebagai ibu dari anak-anak Brigitte, sebenarnya memang ada dan tinggal di Normandia. Namun, klaim bahwa ia memiliki anak dengan Brigitte tidaklah benar. Catherine menikah dengan Jean-Louis Auzière, yang merupakan paman dari mendiang mantan suami Brigitte.
Hubungan Brigitte dan Emmanuel Macron telah lama menjadi perhatian publik. Keduanya bertemu pada 1993, ketika Brigitte menjadi guru drama, sementara Emmanuel masih berusia 16 tahun dan bersekolah di SMA tempatnya mengajar. Kedekatan mereka berlanjut, dan Emmanuel bahkan berjanji pada usia 17 tahun bahwa suatu hari ia akan menikahi Brigitte—sebuah janji yang akhirnya ia tepati pada 2007.
Baca Juga : SMSI Gandeng MKKS SMP Kabupaten Ngawi Gelar Workshop Jurnalistik Bersama Pelajar SMP
Pada awal 2022, kantor berita AFP melaporkan bahwa Brigitte Macron, saudara laki-lakinya, serta ketiga anaknya menggugat Natacha Rey dan Delphine Jegousse atas pelanggaran privasi dan hak kepribadian. Gugatan ini berkaitan dengan hak individu untuk mengendalikan penggunaan identitas, suara, nama, serta informasi pribadi mereka.
Namun, gugatan tersebut dibatalkan pada 2023 karena seharusnya diajukan sebagai kasus pencemaran nama baik publik. Secara terpisah, Brigitte dan saudara laki-lakinya tetap mengajukan tuntutan pencemaran nama baik di pengadilan.
Sementara itu, di Normandia, Catherine Auzière juga mengajukan gugatan hukum. Kasus ini berujung pada hukuman bagi Rey dan Jegousse, yang masing-masing didenda 2.000 euro. Selain itu, mereka diwajibkan membayar biaya hukum keluarga Auzière sebesar 3.000 euro untuk Catherine dan 2.000 euro untuk suaminya.
Untuk pertama kalinya, Emmanuel Macron secara langsung menanggapi rumor ini pada 8 Maret 2024. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap penyebaran berita palsu dan fitnah yang terus berlanjut.
"Setiap hari, ada tindakan kecil, hinaan, dan kebohongan yang terus berulang," ujar Macron. "Ada informasi palsu dan cerita yang direkayasa hingga akhirnya dipercaya oleh orang banyak, termasuk mengenai kehidupan pribadi saya." kata Macron.
Seorang jurnalis kemudian bertanya apakah ia merujuk pada rumor bahwa istrinya adalah laki-laki. Dengan tegas, Macron menjawab, "Ya, itu dia. Sungguh, ada orang-orang gila."
Brigitte Macron bukanlah satu-satunya perempuan berpengaruh yang menjadi sasaran rumor serupa. Sebelumnya, mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, dan atlet renang Olimpiade, Katie Ledecky, juga pernah diterpa isu yang sama.