Pulau Santorini Sepi Usai Diguncang Ratusan Gempa
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
06 - Feb - 2025, 06:09
JATIMTIMES - Santorini pulau yang kerap disebut sebagai "Instagram Island" kini tampak sepi tak berpenghuni setelah 9000 lebih warga pergi meninggalkan pulau tersebut. Kepergian warga tersebut karena pulau yang berada di laut Aegea Selatan, 200 kilometer dari daratan Yunani itu diguncang gempa lebih dari 300 kali di atas skala 4.
Catatan dari Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) menunjukkan, gempa terus terjadi dalam rentang waktu beberapa menit hingga Selasa (4/2/2025) pagi, dengan gempa terbesar tercatat berkekuatan M 5,1 pada Senin (3/2/2025) sore.
Baca Juga : Pendapat Pakar Hukum Soal Ganti Rugi Kasus Tukang Sayur Desa Pesu
Akibatnya, penduduk tidak ingin mengambil risiko dan mereka ramai-ramai memilih untuk mengosongkan pulau 'surga' itu. Suasana terkini pulau Santorini ini dibagikan oleh akun Tiktok @_.adrianx. Dalam video tersebut, terlihat pulau Santorini yang sepi dan seperti tidak berpenghuni.
Tidak ada aktivitas manusia satupun yang terlihat dalam video terbaru itu. Para penduduk nampaknya memang sangat khawatir akan bencana yang sedang memantau pulau Santorini.
Dengan mengutip agen perjalanan setempat di pelabuhan, diperkirakan 6.000 warga dan wisatawan telah meninggalkan pulau tersebut, yang merupakan salah satu lokasi tujuan wisata populer akibat banyaknya guncangan yang dimulai sejak pekan lalu.
Lembaga siaran tersebut melaporkan ada lebih dari 500 guncangan dan yang terbesar berada dalam 5 skala RIchter, yang terjadi pada Senin siang.
Seorang ahli geologi Efthymios Lekkas mengatakan bahwa hal positif jika terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5 hingga 5,5 adalah itu tidak akan menimbulkan masalah atau kerusakan apa pun, sehingga fenomena itu dapat mereda secara bertahap.
Sementara itu, Athanasios Ganas, direktur riset dari Institut Geodinamika, mengatakan bahwa skenario gempa yang terjadi dalam kelompok (cluster) semakin menguat.
Menurut Ganas, kemungkinan besar tidak akan terjadi gempa yang lebih besar, dan skenario yang dianggap lebih buruk secara perlahan menjadi prioritas kedua dalam hal kemungkinan terjadinya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya