Kisah Teladan Rabi' bin Khaitsam: Menangkis Rayuan dengan Keteguhan Iman
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
05 - Feb - 2025, 09:36
JATIMTIMES - Rabi' bin Khaitsam, seorang pemuda yang dikenal sebagai ahli ibadah dan selalu menjauhkan diri dari kemaksiatan, menjadi teladan bagi banyak orang. Dengan wajah yang tenang dan senyuman ramah, ia hidup dalam kesederhanaan dan selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh kesalehan.
Namun, tidak semua orang senang dengan keteguhan iman Rabi'. Sebuah kisah menarik menggambarkan ujian besar yang dihadapinya, yang akhirnya mengubah hidup seseorang yang berniat menjebaknya.
Baca Juga : Daftar 14 Drama Korea yang Siap Tayang di Tahun 2025
Rabi' bin Khaitsam, sebagai seorang tabiin yang terkenal kesalehannya, menjadi sasaran sekelompok ahli maksiat yang ingin merusak reputasinya. Mereka tidak senang dengan kebaikan yang dibawa oleh Rabi', dan merancang sebuah rencana untuk mencemarkan nama baiknya. Dalam upaya tersebut, mereka menyewa seorang wanita cantik yang diharapkan dapat menggoda Rabi' dengan kecantikannya.
Wanita yang diutus untuk menggoda Rabi' mengenakan pakaian sutra terbaik dan wewangian yang menggoda, berusaha sekuat tenaga untuk menarik perhatian pemuda saleh tersebut. Malam itu, wanita itu menunggu di depan pintu rumah Rabi', berharap dapat bertemu dengannya setelah ia pulang dari masjid.
Begitu Rabi' tiba di rumah, wanita itu langsung meminta setetes air untuk minum. Dengan penuh kesabaran, Rabi' memberikan air itu dengan penuh kerendahan hati. Namun, wanita itu tak berhenti sampai di situ. Ia meminta izin untuk masuk dan duduk sambil menikmati air tersebut, yang akhirnya diizinkan oleh Rabi'. Setelah pintu ditutup, wanita tersebut melepas cadar dan pakaian hitamnya, lalu mulai merayu Rabi'.
Meskipun terkejut, Rabi' tetap tenang dan tidak tergoda. Dengan keteguhan iman yang kuat, ia mengingatkan wanita itu tentang firman Allah, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya." Rabi' mengingatkan wanita itu bahwa kecantikannya yang luar biasa akan sia-sia jika ia memilih jalan yang salah. "Apakah kau ingin dilemparkan ke neraka?" tanyanya dengan tegas.
Nasihat Rabi' yang penuh keteguhan dan keikhlasan menggetarkan hati wanita itu. Ia merasa malu dan takut akan akibat perbuatannya. Dalam keheningan malam itu, wanita tersebut menangis, mengenakan kembali cadarnya, dan meninggalkan rumah Rabi' dengan perasaan yang berbeda. Sejak malam itu, ia bertobat dengan sungguh-sungguh, meninggalkan jalan maksiat dan mengisi harinya dengan ibadah yang tekun...