Stok Sering Kosong, Pedagang di Kota Batu Keluhkan Larangan Elpiji 3 Kg Dijual Pengecer
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
Yunan Helmy
03 - Feb - 2025, 02:49
JATIMTIMES - Aturan baru soal larangan penjualan gas elpiji 3 kg di pengecer menjadi keluhan pedagang di Kota Batu. Kebijakan yang mengharuskan pengecer beralih menjadi pangkalan resmi membuat resah di tengah masalah stok gas elpiji tabung melon tersebut yang sering kosong.
Sebagian pedagang di Kota Batu masih belum mengetahui bahwa larangan elpiji dijual pengecer itu mulai dilakukan awal Februari ini. Sebagian lain sudah memunculkan kekhawatiran akan sulitnya mendapatkan suplai gas elpiji dengan harga yang juga tidak stabil.
Baca Juga : Keropos, Pohon di Jalan Trunojoyo Batu Tumbang Menimpa Pagar Villa
Salah satunya yang dirasakan pelaku usaha warung kelontong di Jalan Ir Soekarno Kota Batu Asmadi. Ia mengaku belum mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebijakan baru terkait penjualan elpiji. Terlebih baru saja ada kenaikan harga gas elpiji dari penyuplai.
"Saya kurang tahu kalau ada aturan baru. Kalau misal dinaikkan tahunya baru-baru ini," ungkap Asmadi, Senim (3/2/2025).
Namun, Asmadi berpendapat jika ada pembatasan pengecer, l akan menjadi pekerjaan rumah lagi untuk mengurus dan mendaftar sebagai pangkalan. Selama ini, ia juga mengeluhkan stok yang berkurang dari penyuplai dan harganya terpaksa naik.
"Diantar dua hari sekali, tapi kadang kosong. Kalau dilarang, nanti nggak tahu jadi bagaimana," tambahnya.
Sementara, keluhan stok dan harga juga datang dari Evi, pengecer di Jalan Agus Salim, Kota Batu. Evi menilai bahwa selama ini harga cukup banyak dikeluhkan meski elpiji diburu pembeli.
"Setiap Jumat diantar (penyuplai), tapi biasanya langsung habis, karena cuma sedikit dan semua orang nyari gas elpiji," ujarnya.
Ia menjual gas elpiji seharga Rp 22 ribu dengan selisih keuntungan dari harga beli ke penyuplai Rp 19 ribu. Harga ini juga sudah mengalami kenaikan sejak kebijakan pada 15 Januari lalu. Dari yang semula seharga Rp 17 ribu dan dijual seharga Rp 20 ribu.
Baca Juga : Usai Terima Pengaduan HIPPA, Komisi II DPRD Bakal Cek Lokasi Saluran Irigasi Tertutup Proyek Perumahan
Ia mengkhawatirkan, jika ada larangan pengecer, stok akan sulit didapat pedagang seperti dirinya karena dia harus menjadi pangkalan resmi untuk mendapatkan suplai. Bagi Evi, ia tidak mempermasalahkan harga sejauh ini yang tergolong wajar. Hanya, beberapa waktu terakhir stok selalu habis saat diburu konsumen.
"Kalau misal begitu (larangan pengecer), saya rasa kok dipersulit. Kasihan yang orang kecil...