Harga Cabai Turun Signifikan di Awal Februari
Reporter
Irsya Richa
Editor
Yunan Helmy
02 - Feb - 2025, 05:10
JATIMTIMES - Kabar gembira bagi ibu rumah tangga di awal Februari 2025 ini. Harga cabai cukup melegakan, khususnya di Pasar Induk Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (2/2/2025).
Harga cabai mulai turun, yakni cabai rawit dan cabai merah besar. Kedua bumbu dapur ini sempat meroket pada awal Januari 2025 lalu.
Baca Juga : Tim Geologi ITS Rekomendasikan Relokasi Warga Terdampak Tanah Gerak Pasuruan
“Harganya awal Februari ini turun. Sekarang tidak setinggi di awal Januari lalu,” ungkap Sulastri, pedagang di Pasar Among Tani, sambil meladeni konsumennya.
Cabai rawit turun signifikan menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Sebelumnya harga cabai rawit ini tembus hingga Rp 100 ribu per kilogram. Melambungnya harga cabai rawit ini bertahan cukup lama.
“Waktu harganya naik itu kurang lebih hampir satu bulan. Lalu berangsur turun sedikit demi sedikit sampai sekarang ini jadi Rp 60 ribu,” imbuh ibu dua anak ini.
Sedangkan harga cabai merah juga sama, yakni Rp 60 ribu per kilogram. Pada Januari lalu, cabai merah sempat melambung pada harga Rp 80 ribu per kilogram.
“Iya waktu awal Januari harga naik tertinggi sampai Rp 80 ribu, tidak sampai setinggi cabai rawit. Saya cukup lega kalau harga tidak terlalu tinggi,” tambah Lastri.
Turunnya harga cabai merah dan rawit membuatnya lega lantaran membuat daya beli merangkak naik. Misalnya, saat harga naik, ia hanya bisa menjual 5 kilogram. Kini bisa terjual dua kali lipatnya.
Baca Juga : Sengkarut Honorer Pemkab Jember Non-Data BKN, Fraksi Golkar Amanah Dorong Bentuk Pansus
“Karena sekarang sudah mulai banyak petani yang panen, tidak sampai selangka waktu awal Januari lalu. Semoga kondisi tetap bertahan, ya tidak murah tidak mahal,” tutup Lastri.
Sementara itu, jika dilihat dalam Siskaperbapo Jatim yang merupakan aplikasi mengenai informasi perkembangan harga bahan pokok dan barang penting lainnya, harga cabai rawit di Kota Batu masih berada di urutan 4. Kondisi ini lebih tinggi 10 persen dari rata-rata provinsi atau berada di zona merah...