Mengapa Bulan Januari Terasa Sangat Lama? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Reporter
Mutmainah J
Editor
Yunan Helmy
02 - Feb - 2025, 01:42
JATIMTIMES - Januari 2025 telah berakhir dan sekarang kalender Masehi memasuki bukan kedua, yaitu Februari.
Banyak orang merasa Januari terasa begitu lama. Padahal Januari hanya 31 hari, tetapi banyak orang merasa waktu berjalan begitu lambat.
Baca Juga : Review Film 1 Kakak 7 Keponakan: Highly Recommended!
Saking lamanya, beberapa orang mungkin sampai berkali-kali menghitung jumlah tanggal di kalender tahunan. Apakah jumlahnya ternyata bertambah, namun ternyata tidak, tetap hanya 31 hari.
Alasan Bulan Januari Terasa Lama
Anggapan tentang bulan Januari terasa lama ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah. Perasaan bahwa waktu berjalan lambat ini merupakan kombinasi antara transisi emosional, rutinitas baru, hingga kondisi lingkungan sekitar.
Psikolog klinis Chloe Carmichael menjelaskan bahwa Januari sering terasa panjang dan melelahkan karena adanya "blue monday" yang dianggap sebagai hari paling suram dalam setahun. Hal ini terjadi karena orang mulai merasakan dampak berakhirnya euforia liburan panjang Desember.
"Jadi (setelah liburan), mungkin ada perasaan menipisnya zat-zat kimia tersebut (dopamin: yang membuat seseorang merasa bahagia). ... Rasanya seperti ada yang menarik 'karpet emosional' dari bawah kita, (dan ini) sangat kontras setelah liburan yang menyenangkan," ungkapnya dikutip dari Yahoo Life UK.
Post-holiday blues
Sementara itu, Zhenguang Cai, mahasiswa PhD di University College London (UCL) yang meneliti persepsi waktu, menjelaskan bahwa kembali bekerja setelah liburan dapat menimbulkan rasa bosan, terutama jika dibandingkan dengan kesenangan selama liburan. Hal ini membuat Januari terasa lebih lambat.
"Januari, di sisi lain, hanya berisi pekerjaan. Dan pada akhirnya, ini menjadi alasan utama mengapa bulan ini terasa sangat lama. Rasa senang tampaknya menjadi faktor terbesar yang menentukan apakah waktu terasa berjalan cepat atau lambat," ujar Cai, dikutip dari New Statesman.
Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hipotesis jam dopamin. Teori yang menyatakan bahwa kadar dopamin yang tinggi-zat kimia di otak yang berkaitan dengan motivasi dan rasa senang-dapat mempercepat persepsi waktu, sehingga hari-hari terasa lebih singkat. Meskipun masih ada aspek yang perlu diteliti lebih lanjut, terutama terkait dengan perbedaan respons di berbagai area otak...