Raden Mochammad Machin: Ulama, Bupati, dan Arsitek Sepak Bola Kediri
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
22 - Jan - 2025, 09:33
JATIMTIMES - Di tengah hiruk-pikuk Kota Kediri, terdapat Situs Setono Gedong yang menyimpan berbagai kisah sejarah tak ternilai. Lokasi ini bukan hanya menjadi saksi bisu peradaban masa lalu, tetapi juga rumah peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh penting, termasuk Raden Mochammad Machin, seorang ulama, pemimpin, dan visioner yang melahirkan kebanggaan sepak bola Kediri: Persik Kediri.
Situs Setono Gedong: Jantung Sejarah Kediri
Baca Juga : Hukum Konsumsi Makanan Haram dalam Islam: Aturan, Batasan, dan Situasi Darurat
Terletak di pusat Kota Kediri, Situs Setono Gedong adalah museum sejarah yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan para tokoh besar, termasuk ulama terkemuka, pejabat kerajaan, hingga bupati lokal. Nama-nama seperti Syekh Syamsuddin al-Wasil dan Susuhunan Amangkurat III menjadi magnet spiritual bagi para peziarah.
Namun, di sudut lain situs ini, terletak makam seorang tokoh yang namanya tak kalah besar dalam sejarah Kediri modern: Raden Mochammad Machin.
Dalam kompleks situs ini, arsitektur abad ke-16 menyatu dengan kisah-kisah masa lalu. Makam Syekh Syamsuddin al-Wasil, ulama abad ke-12, menjadi ikon religius sekaligus saksi atas perjalanan spiritual Kediri. Mbah Wasil, demikian ia dikenal, adalah mentor Raja Jayabaya yang terkenal dengan kitab ramalan Jangka Jayabaya. Kehadirannya turut membangun fondasi spiritual Kediri yang kelak diwarisi oleh para pemimpin seperti Raden Mochammad Machin.
Raden Mochammad Machin: Jejak Awal Seorang Pemimpin
Lahir pada tahun 1911, Raden Mochammad Machin merupakan putra pasangan Hadji Ali Moestoha dan Siti Mukidjah. Nama keluarganya, Danoediningrat, mencerminkan garis keturunan ningrat yang mengakar kuat dalam tradisi Jawa. Pendidikan modern di MULO Yogyakarta melengkapi wawasan keagamaannya yang diperoleh dari berbagai pondok pesantren dan pelatihan penghulu di Solo di bawah asuhan R. Muhammad Adnan.
Pada usia 30 tahun, ia mencetak sejarah sebagai kepala penghulu termuda di Hindia Belanda setelah menggantikan ayahnya yang wafat pada 1941. Jabatan ini membawa Raden Mochammad Machin ke posisi strategis sebagai pengayom masyarakat muslim Kediri.
"Beliau menjadi simbol perubahan di masa transisi. Meski muda, ia menunjukkan ketegasan dan kedewasaan dalam memimpin," ungkap Muhammad Yusuf Wibisono, juru kunci Situs Setono Gedong kepada media ini, Selasa (21/1/2025)...