Gaya Hidup Tak Sehat Sebabkan Diabetes Jadi PTM Tertinggi di Kota Malang 2024

JATIMTIMES - Penyakit diabetes militus (DM) menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular (PTM) yang paling banyak ditemui di Kota Malang sepanjang tahun 2024. Artinya, jumlah penderita penyakit ini menjadi yang tertinggi di antara sederet PTM lain, seperti hipertensi.

Catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, penyakit tersebut terhitung menyerang hingga sebanyak 21.222 pasien sepanjang 2024. Berdasarkan laporan surveilans, kasus terbanyak ditemukan pada penderita diabetes tipe II, khususnya pada kelompok usia 60-69 tahun.

Baca Juga : Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar Tetap Beroperasi di Tengah Lonjakan Kasus PMK

Menurut Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif,  penyebab utama DM tipe II itu yakni karena gaya hidup tidak sehat. Selain itu, terjadi penurunan fungsi metabolik seiring dengan bertambahnya usia.

"Kasus diabetes ini memang cukup banyak. Trennya di tahun 2024 itu ada peningkatan tapi tidak terlalu signifikan," ujar Husnul.

Selain diabetes, lanjut Husnul, penyakit dengan jumlah penderita yang cukup mendominasi di Kota Malang adalah hipertensi. Dari catatannya, hal itu juga dipicu gaya hidup atau tren nongkrong yang semakin marak dilakukan di Kota Malang. 

“Kalau pengaruhnya, iya ada. Yang jelas, diabetes dan hipertensi sudah masuk 10 besar penyakit terbanyak di Kota Malang,” tegas Husnul.

Di sisi lain, penyakit yang sering menyerang anak muda di Kota Malang lebih banyak terkait dengan sistem pernapasan. Seperti batuk, pilek, flu dan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Selain pola makan yang kurang sehat, penyakit ini dipicu kondisi cuaca.

Baca Juga : 118 Sapi di Kabupaten Malang Terpapar Virus PMK, Tersebar di 19 Kecamatan

“Penyakit ini biasanya dipicu oleh cuaca, kebiasaan yang kurang baik, dan pola makan yang tidak sehat,” jelasnya.

Dirinya pun juga mengimbau masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat guna mencegah PTM tersebut. Termasuk, pemberian edukasi serta program pencegahan akan terus digencarkan untuk menekan angka kasus di kemudian hari.