Program Makan Bergizi Gratis Sebabkan Kantin Sekolah Merugi, Omzet Turun hingga 80 Persen

Reporter

Ashaq Lupito

Editor

Dede Nana

07 - Jan - 2025, 08:30

Suasana kantin yang berlokasi di SMPN 2 Kepanjen yang terlihat sepi paska pemerintah merealisasikan Program Makan Bergizi Gratis yang berlangsung sejak Senin (6/1/2025). (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Sejumlah pedagang kantin di sekolah mengeluh omzet yang didapat menurun drastis bahkan disebut mencapai 90 persen. Turunnya uang hasil penjualan tersebut dampak dari adanya realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Nestapa tersebut salah satunya turut dirasakan oleh Ria Mulyani yang merupakan salah satu penjual di Kantin SMPN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang. "(Penjualan turun sekitar) 80 persen. Teman-teman ya seperti itu bilangnya," ujar seorang penjual mie dan bakso di Kantin SMPN 2 Kepanjen ini, Selasa (7/1/2025).

Baca Juga : Mentan Targetkan Kenaikan Produksi Beras 2 Juta Ton di Jatim, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ria menyebut, kondisi yang dialaminya tersebut masih tergolong mendingan ketimbang penjual yang lainnya. "Kalau saya (jual) mie dan bakso, kan enggak ada bosannya ya. Tapi teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. (Misalnya yang jualan) nasi seperti ayam geprek, karena nanti juga ketemu nasi juga kan saat makan siang (Program MBG). Jadi menurun banget (penjualannya)," keluhnya.

Ria menyebut, dirinya sudah berjualan di kantin sekolah sejak 2013 silam. Di mana, dalam sehari, sebelum direalisasikan Program MBG, dirinya menyediakan sekitar 5 kilogram mie.

"Kemarin cuma (laku) 25 mangkok. Biasanya sehari 5 kilo mie itu masih kurang, itu bisa buat 50-70 mangkok, tergantung besar kecil porsinya yang dibeli anak-anak," bebernya.

Ria mengaku, untuk satu mangkok dia jual seharga Rp 5 ribu. Artinya, secara hitungan kasar, setelah Program MBG direalisasikan, Ria hanya mengantongi omzet Rp 125 ribu. Padahal sebelumnya, bisa mencapai kisaran Rp 375 ribu.

"Kalau dari kemarin, pertama kali dikasih tahu ada makan gratis itu, dampaknya besar. Soalnya biasanya habis sekian (banyak), kemarin seperempat pun enggak ada," timpalnya.

Mempertimbangkan hasil penjualan di hari pertama realisasi Program MBG itulah, Ria akhirnya memilih untuk mengurangi makanan yang ia jual. "Hari ini cuma menyediakan 3 kilogram mie, itu saja enggak habis," imbuhnya.

Sebelum Program MBG direalisasikan, diakui Ria, dirinya sejatinya sudah diberi tahu oleh pihak sekolah. Pada saat dikumpulkan itulah, Ria sempat menanyakan ihwal kebijakan dari sekolah seperti apa menanggapi program MBG tersebut.

"Sekolah bagaimana kalau seandainya kita sepi, mereka juga belum bisa jawab. Akhirnya, kalau saya sendiri, ya saya memilih untuk (jualan) dikurangi. Tujuannya biar enggak mubazir banget, jadi walau sedikit, tapi habis," tuturnya.

Baca Juga : Khofifah: Referensi Program MBG adalah Tradisi Syekh Abdul Qadir JailaniĀ 

Alhasil, meski omzet merosot tajam, namun sebagian siswa masih ada yang membeli. Terutama saat istirahat pertama, karena Program MBG belum didistribusikan di SMPN 2 Kepanjen.

"Kemarin (saat hari pertama Program MBG, Senin, 6/1/2025) anak-anak saya tanya, kok enggak jajan. Kata mereka (siswa), mau ada gratisan kenapa bayar makan di kantin," ujar Ria menirukan obrolannya dengan para siswa.

Kegundahan yang dialami Ria tersebut kian bertambah. Sebab, kantin yang sejak belasan tahun ia gunakan untuk mengais rezeki, kini terancam keberlangsungannya. "Sedangkan di kantin inikan bayar (sewa), tidak gratisan, sewanya Rp 3 juta per tahun. Mohon maaf, kalau seperti ini terus, dampaknya terhadap kantin apa ada gantinya dari pemerintah?," sindirnya.

Menanggapi jeritan para penjual di kantin tersebut, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 2 Kepanjen Purwatiningsih membantah jika pihak sekolah tidak berupaya mencarikan solusi. Sebaliknya, pihak sekolah sampai dengan saat ini masih melakukan evaluasi sebelum akhirnya akan ada kebijakan dari turunya omzet para penjual di kantin tersebut.

"Jawaban dari ibu kantin itu sebenarnya tidak sesuai dengan sekolah, bukannya sekolah itu tidak bisa menjawab. Tapi kami masih menunggu hasil evaluasi, karena juknis (petunjuk teknis) baru turun kemarin. Jadi kami melihat uji coba ini seperti apa, setelahnya sekolah baru bisa mengambil kebijakan," pungkasnya.


Topik

Pemerintahan, makan bergizi gratis, pedagang kantin, kantin sekolah, dampak mbg, smpn 2 kepanjen, kabupaten malang,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
cara simpan tomat