Penyamaran, Strategi, dan Takdir: Gayatri dan Raden Wijaya di Balik Berdirinya Majapahit
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
17 - Dec - 2024, 10:24
JATIMTIMES - Keruntuhan Singasari tahun 1292 menjadi sebuah titik balik yang kelam namun krusial dalam sejarah Nusantara. Raja Kertanagara, sang penguasa visioner yang berambisi besar terhadap persatuan Jawa, tewas bersama sejumlah pejabat kerajaan di tangan Jayakatwang, penguasa Kediri. Kejatuhan Singasari bukan sekadar tragedi bagi keluarga kerajaan, melainkan titik mula dari sebuah perjalanan panjang yang kelak membentuk kebesaran Majapahit.
Di antara keruntuhan dan kekacauan itu, putri-putri Singasari—keturunan Kertanagara—tidak lepas dari nasib buruk. Mereka ditawan dan dibawa ke Keraton Daha, pusat pemerintahan Jayakatwang. Namun, di balik bayang kekalahan, muncul sosok yang kelak berperan penting dalam sejarah: Gayatri Rajapatni, putri Kertanagara. Dengan keberanian dan kecerdikan, Gayatri menyembunyikan identitasnya, dibantu oleh pelayannya, Sodrakala.
Penyamaran di Tengah Wilayah Musuh
Baca Juga : FGD BPJS Ketenagakerjaan Kediri Dorong Optimalisasi Perlindungan Pekerja Konstruksi
Sebagai putri bungsu Kertanagara, Gayatri berada dalam bahaya besar jika identitasnya diketahui. Namun, Sodrakala—pelayan setia yang memahami risiko—mengusulkan agar Gayatri menyamar sebagai rakyat biasa. Strategi ini terbukti berhasil. Bersama Sodrakala, Gayatri dibawa ke bangsal perempuan Keraton Daha. Dalam pengasingan tersebut, ia mencoba beradaptasi di tengah lingkungan yang tidak bersahabat bagi keturunan Singasari.
Menariknya, Ratu Kediri menaruh simpati terhadap Gayatri. Ratu yang tidak mengetahui siapa sebenarnya Gayatri, melihatnya sebagai gadis muda yang tenang dan berbudi pekerti. Bahkan, ia memperkenalkan Gayatri kepada putri Kediri yang seusianya. Tak ada kecurigaan sedikit pun bahwa di balik sosok gadis sederhana ini tersembunyi seorang putri dari dinasti yang baru saja mereka runtuhkan.
Dalam buku Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit karya Earl Drake, disebutkan bahwa Gayatri diperlakukan secara manusiawi selama di Keraton Kediri. Ia memanfaatkan situasi ini untuk tetap hidup sembari mengumpulkan informasi penting dari dalam wilayah musuh...