Kandang Menjangan: Saksi Bisu Perpindahan Kraton Kartasura dan Perlawanan Melawan VOC
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
06 - Dec - 2024, 05:05
JATIMTIMES - Kisah tentang Kandang Menjangan, sebuah situs yang kini dikenal sebagai markas Kopassus Grup 2 di Kartasura, menyimpan cerita panjang yang menghubungkan masa kejayaan Kraton Kartasura, peralihan kekuasaan, hingga perjuangan para bangsawan dan penguasa kerajaan.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas sejarah dan peristiwa penting yang melatarbelakangi pembentukan Kandang Menjangan, serta dampaknya terhadap peradaban di Jawa Tengah.
Kraton Kartasura dan Perpindahan ke Desa Sala
Baca Juga : Kakak-Adik Disetubuhi Pengasuhnya di Panti Singosari, Puluhan Anak Asuh Turut Jadi Korban Pelecehan
Pada tahun 1745, Kraton Kartasura yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram di Jawa Tengah harus meninggalkan jejaknya. Ketegangan internal dan serangan eksternal yang mengancam kelangsungan kerajaan menyebabkan keputusan drastis untuk memindahkan pusat kekuasaan. Susuhunan Pakubuwono II, yang kala itu berkuasa, memutuskan untuk memindahkan keraton ke desa Sala, sebuah lokasi yang lebih aman.
Perpindahan ini dikenal dengan sebutan Boyong Kedhaton, yang digelar pada Rabu Pahing 17 Suro 1670 (17 Februari 1745). Proses pemindahan ini berlangsung megah, diiringi oleh ratusan prajurit berkuda dan lima batalion yang menyaksikan perjalanan panjang sang raja beserta seluruh aset kerajaan. Sebuah kirab agung yang tidak hanya menjadi simbol perpindahan kerajaan, namun juga mengindikasikan perubahan besar dalam sejarah Mataram.
Setelah Kraton Kartasura ditinggalkan, situs ini perlahan-lahan terbengkalai. Hutan lebat menggantikan bangunan-bangunan megah yang dulu menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan. Bahkan, berbagai jenis binatang liar mulai menguasai area tersebut, memberikan kesan bahwa Kerajaan Mataram yang dulu kuat kini hanyalah kenangan.
Pembenahan dan Pembentukan Kandang Menjangan
Tiga puluh enam tahun setelah perpindahan itu, tepatnya pada era pemerintahan Susuhunan Pakubuwono IV (1788-1820), perhatian terhadap situs Kraton Kartasura mulai diambil kembali. Pada tahun 1811, Pakubuwono IV memerintahkan pembenahan terhadap lokasi yang dulunya menjadi pusat kejayaan Mataram. Tugas ini diberikan kepada para pejabat kerajaan untuk membersihkan petilasan Kraton Kartasura dan memindahkan hewan-hewan liar yang telah menghuni area tersebut...