Kalapoaking: Dinasti yang Terlahir dari Peristiwa Air Kelapa Tua
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
29 - Nov - 2024, 12:54
JATIMTIMES- Kisah Trah Kalapaking menjadi salah satu bagian penting dari sejarah Jawa, mencerminkan pergulatan kekuasaan, intrik kerajaan, dan pengabdian yang membentuk identitas suatu keluarga besar.
Berawal dari kisah tragis Raden Ayu Retno Pembayun, hingga berkembang menjadi garis keturunan para Tumenggung di Panjer (Kebumen), Trah Kalapaking menorehkan jejak mendalam dalam sejarah budaya dan politik Jawa. Artikel ini mengupas perjalanan panjang keluarga ini, mulai dari cikal bakal, peran penting tokoh-tokohnya, hingga warisan yang bertahan hingga kini.
Awal Mula: Kisah Tragis Raden Ayu Retno Pembayun
Baca Juga : Cocok Diminum Saat Pagi Hari, ini 5 Minuman Rekomendasi Ahli untuk Hempaskan Perut Buncit
Sejarah Trah Kalapaking bermula dari peristiwa di masa Panembahan Senopati. Raden Ayu Retno Pembayun, putri Panembahan Senopati dengan Mas Ayu Adisara, menikah dengan Ki Ageng Mangir IV. Namun, konflik berujung pada wafatnya Ki Ageng Mangir IV, meninggalkan Raden Ayu yang tengah mengandung lima bulan.
Panembahan Senopati kemudian menikahkan Retno Pembayun dengan Ki Ageng Godomakuto, putra sulung Ki Ageng Karang Lo. Namun, Panembahan Senopati berpesan agar jika anak yang dilahirkan adalah laki-laki, ia harus dilenyapkan. Beberapa bulan kemudian, Raden Ayu melahirkan seorang putra, tetapi ajal menjemputnya tak lama setelah persalinan.
Ki Ageng Godomakuto membawa bayi tersebut ke Dusun Gelaran di Gunung Kidul. Namun, hatinya tidak tega untuk membunuh bayi itu. Ia mengganti isian tikar dengan gedebok pisang dan menguburnya, sedangkan sang bayi dititipkan kepada sesepuh desa Gelaran. Bayi ini diberi nama Raden Mas Sepet Madu.
Dari Raden Mas Sepet Madu hingga Ki Maduseno
Raden Mas Sepet Madu tumbuh besar di Gelaran, namun kemudian memutuskan untuk mengembara. Perjalanannya membawanya ke Wodjo Bagelen, di mana ia menikah dengan Dewi Madjati dan menetap di sana. Di wilayah ini, ia dikenal sebagai Ki Maduseno. Keturunan Ki Maduseno menjadi penerus trah yang penting dalam sejarah Jawa.
Salah satu cucu Ki Maduseno, Ki Kertowongso, menjadi penguasa Panjer Roma dengan gelar Ki Gede Panjer Roma III. Pada masa inilah kisah penting tentang Sunan Amangkurat I terjadi.
Gelar Kalapaking: Sebuah Penghormatan dari Sunan Amangkurat I
Setelah Keraton Plered jatuh ke tangan Trunojoyo, Sunan Amangkurat I melarikan diri untuk mencari perlindungan...