Tak Pantau Quick Count, Risma Pasrah Usai Nyoblos di TPS 16 Wiyung Surabaya
Reporter
Muhammad Choirul Anwar
Editor
Nurlayla Ratri
27 - Nov - 2024, 01:52
JATIMTIMES - Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim) nomor urut 3 Tri Rismaharini mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) 16, RT 1 RW 4, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Rabu (27/11/2024). Kehadiran Risma di lokasi tersebut menjadi perhatian para pemilih lain.
Risma tiba di lokasi sekitar pukul 07.10 WIB. Mantan Wali Kota Surabaya itu sempat menunggu selama sekitar 30 menit hingga TPS siap digunakan. Risma mengaku tak masalah menunggu, dan sengaja datang lebih awal karena keinginannya sendiri.
Baca Juga : Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah Kini Resmi Berlaku Setelah Serangan Terakhir
Dia mengungkapkan, tetap memilih di rumah pribadinya di kawasan Wiyung. “Selama saya menjadi wali kota, saya tidak pindah ke rumah dinas. Saya tetap di sini, di Wiyung. Banyak yang saling menyapa karena saya sudah lama tinggal di sini,” ungkapnya.
Di lingkungan tempat tinggalnya, perempuan yang juga pernah menjabat Menteri Sosial RI tersebut mengenang pengalaman pribadinya saat harus mengambil alih pekerjaan para petugas kebersihan yang sedang libur Lebaran
“Saya mengalami sendiri betapa pentingnya para petugas kebersihan. Kalau mereka tidak bekerja, sampah masuk ke selokan dan bisa menyebabkan banjir. Saya pernah menyapu daerah ini sendirian saat Lebaran. Mereka adalah tulang punggung kota Surabaya,” sebut Risma.
Setelah mencoblos, Risma menyatakan bahwa ia tidak akan memantau hasil hitung cepat atau quick count. “Sudah, biarkan saja,” katanya pasrah.
Dia lebih memilih untuk fokus mempersiapkan langkah-langkah konkret jika terpilih memimpin Jatim. Salah satu prioritasnya adalah membangun infrastruktur strategis, termasuk terowongan di wilayah Trenggalek dan Pacitan untuk mengatasi kesulitan akses di daerah pegunungan.
Menurutnya, akses yang lebih baik sangat penting untuk mendukung pembangunan wilayah terpencil. Risma juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Jawa Timur selama masa kampanye. Seperti kekeringan berkepanjangan yang bahkan membuat beberapa warga harus bertahan hanya dengan air gambut selama empat hari.
Baca Juga : Baca Selengkapnya