Mengenal Prof Sumitro Djojohadikusumo, Ayah Prabowo Subianto dan Ekonom Berpengaruh
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
22 - Oct - 2024, 05:40
JATIMTIMES - Prof Dr Sumitro Djojohadikusumo adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah ekonomi Indonesia. Sumitro berperan penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional di berbagai periode penting.
Selain dikenal sebagai ekonom berpengaruh pada masanya, Sumitro juga merupakan ayah dari Prabowo Subianto, presiden Republik Indonesia saat ini.
Baca Juga : LPM Dianns UB Belajar Bagaimana Kerja-Kerja Jurnalistik Bareng JatimTIMES
Sumitro dilahirkan pada 29 Mei 1917 di Kebumen, Jawa Tengah, dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pengembangan intelektual, sehingga setelah menamatkan pendidikan dasar di Indonesia, Sumitro melanjutkan studinya ke Belanda, di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam.
Di Belanda, Sumitro menunjukkan kecemerlangannya sebagai mahasiswa yang mendalami ekonomi internasional. Setelah menyelesaikan pendidikan di Belanda, ia melanjutkan studi ke Universitas Sorbonne, Paris, dan pada tahun 1943 meraih gelar PhD dalam bidang ekonomi dengan disertasi berjudul The People's Credit Service during the Depression. Gelar ini menjadikannya salah satu ekonom Indonesia pertama yang meraih doktor di bidang ekonomi.
Setelah kembali ke Indonesia pasca-kemerdekaan, Sumitro aktif dalam dunia politik dan ekonomi, terlibat dalam merancang berbagai kebijakan ekonomi yang penting bagi negara yang baru merdeka. Di era 1950-an, Sumitro menjadi salah satu perancang kebijakan ekonomi yang mendorong industrialisasi dan modernisasi.
Sumitro dipercaya memegang sejumlah posisi strategis dalam pemerintahan, termasuk sebagai menteri keuangan (1948–1950) dan menteri perdagangan (1950–1951). Selama masa jabatannya sebagai menteri keuangan, ia menghadapi tantangan besar, termasuk mengatasi inflasi tinggi dan ketidakstabilan ekonomi pasca-perang.
Sebagai menteri perdagangan, ia mendorong kebijakan substitusi impor untuk mempercepat industrialisasi dan mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri. Salah satu langkah penting yang ia ambil adalah merancang Program Ali-Baba, yang bertujuan mendorong kerjasama antara pengusaha pribumi dan pengusaha lainnya demi membangun ekonomi nasional yang lebih inklusif.
Namun, pada pertengahan 1950-an, Sumitro menjadi salah satu tokoh yang menentang kebijakan ekonomi terpusat yang dipromosikan oleh Presiden Soekarno...