Debat Publik Pilgub, Luluk Sebut Jumlah Penduduk Miskin Jatim Tertinggi di Indonesia
Reporter
Muhammad Choirul Anwar
Editor
Dede Nana
18 - Oct - 2024, 08:38
JATIMTIMES - Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim) nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah menyinggung sejumlah persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah di Jatim. Salah satunya adalah tingginya angka kemiskinan.
Hal ini dipaparkan ketika sesi pembacaan visi misi pada debat publik perdana Pilgub Jatim 2024, di Graha Unesa Surabaya, Jumat (18/10/2024). Mula-mula, Luluk menyinggung para pesaingnya, yakni Tri Rismaharini dan Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga : Akademisi Beber Catatan Kritis Pemerintahan Jokowi Bidang Komunikasi
"Rekan Kami Ibu Khofifah dan Ibu Risma telah mendapatkan kepercayaan dari rakyat Jawa Timur dan beliau berdua pernah menjadi Menteri Sosial. Namun demikian sebagaimana yang kita rasakan, kita ketahui jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di Indonesia, dan ada 1 juta pengangguran," ungkapnya.
Luluk juga memaparkan bahwa Jatim memiliki jumlah UMKM yang begitu banyak, yakni sekitar 9,6 juta UMKM. Namun, dari jumlah tersebut, lanjutnya, hanya sekitar 1,5 juta pelaku UMKM yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
Lebih lanjut, dia juga menyoroti kondisi lulusan SMK di Jatim. "Anak-anak lulusan SMK yang seharusnya siap kerja ternyata mereka menjadi penyumbang pengangguran terbuka di Jatim," paparnya.
"Begitu pun juga angka putus sekolah juga masih tinggi. Bahkan ada 381 ribu anak di Jawa Timur yang tidak sekolah, bahkan termasuk juga di Surabaya," sambungnya.
Persoalan lain yang juga disinggung adalah tingginya angka kekerasan terhadap anak perempuan di Jatim. Ia juga menyinggung permasalahan bunuh diri, stunting, hingga angka kematian ibu dan anak juga masih tinggi.
Baca Juga : Gunakan 'Kerpekan' Saat Sesi Debat? Begini Jawaban Gamblang Para Calon Gubernur Jatim
Dia menegaskan, jika diberikan kepercayaan oleh rakyat Jatim maka, penting baginya memantapkan komitmen bahwa lapangan kerja akan gampang. "Gak onok sing nganggur, lalu pupuk gampang petani senang, pendidikan dan kesehatan gratis, sembako murah, tidak ada yang kelaparan," urainya...