Sultan Najamudin Terpilih menjadi Ketua DPD RI 2024-2029, Ternyata Dulunya Tukang Service AC Keliling
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
02 - Oct - 2024, 04:18
JATIMTIMES - Sultan Bachtiar Najamudin terpilih sebagai Ketua DPD RI periode 2024-2029. Dia mengalahkan pesaingnya, La Nyalla Mattalitti dalam voting yang digelar oleh anggota DPD RI baru, Rabu (2/10) dini hari tadi.
Pemilihan Ketua DPD RI ini dilakukan dengan voting yang digelar oleh anggota DPD RI baru. “Dengan demikian, maka calon paket pimpinan DPD RI terpilih periode 2024-2029 adalah satu Ketua, Sultan Najamudin,” kata Pimpinan DPD Sementara Larasati Moriska di Kompleks Senayan, Jakarta, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca Juga : Jadwal Resmi Kampanye KPU Situbondo, Berikut Tanggal Debat Paslon
Penentuan pemilihan Ketua DPD itu diikuti oleh 151 anggota DPD yang hadir dan menandatangani daftar hadir pada Sidang Paripurna DPD.
Berdasarkan hasil pemungutan suara, Sultan menang dengan mengantongi dukungan sebanyak 95 suara, sedangkan lawannya yakni Lanyalla hanya memperoleh 56 suara.
Menyusul paket pimpinan tersebut, adapun wakil ketua DPD yang terpilih yakni Ratu Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung.
Setelah kemenangan itu, publik pun dibuat penasaran dengan sosok dari Sultan Najamudin. Bahkan namanya sampai masuk pada daftar pencarian Google. Hal itu dikarenakan ia disebut-sebut memiliki latar belakang yang cukup unik.
Sosok Sultan Najamudin
Dikutip dari laman pribadinya, Sultan Najamudin yang dikenal sebagai sosok penuh perjuangan, memiliki latar belakang menarik sebelum terjun ke politik. Ia memulai kariernya sebagai tukang servis AC keliling dan kemudian mengembangkan bisnisnya hingga sukses membentuk perusahaannya sendiri.
Pada 2009, Sultan maju sebagai calon anggota legislatif DPD RI dari daerah pemilihan (dapil) Bengkulu dan berhasil terpilih. Namun, dia mengundurkan diri setelah terpilih menjadi Wakil Gubernur Bengkulu untuk sisa masa bakti 2010-2015.
Tidak berhenti di situ, Sultan kembali mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Bengkulu pada 2015, namun kalah dalam pilkada tersebut.