Perjuangan Loso: Dari Sol Sepatu hingga Pesawat, Menembus Langit Papua
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
26 - Sep - 2024, 05:04
JATIMTIMES - Papua, dengan ibu kotanya Jayapura, telah lama dikenal sebagai tanah perantauan yang membuka peluang bagi siapa saja yang berani bermimpi besar, memiliki kemauan keras, dan membawa keterampilan yang memadai.
Dalam sejarahnya, provinsi paling timur Indonesia ini dikenal tidak memiliki pengemis atau gelandangan, sebuah bukti bahwa setiap orang di sana memilih bekerja untuk bertahan hidup. Kelaparan, sebuah momok yang mungkin hadir di berbagai tempat lain, jarang terdengar di Papua, karena masyarakatnya terkenal gigih dan tekun.
Baca Juga : Maskapai Bakal Hapus Makanan Gratis di Penerbangan, Apa Dampaknya?
Salah satu kisah sukses dari tanah perantauan ini adalah cerita tentang Loso, seorang pria asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kisahnya dimulai pada tahun 1970, saat Loso memutuskan untuk meninggalkan desanya dan merantau ke Jayapura bersama dua rekannya. Dengan usia yang masih cukup muda, 35 tahun, Loso membawa mimpi besar dan keinginan untuk memperbaiki nasibnya.
Kisah tentang Loso ini dimuat dalam sebuah artikel di surat kabar Sinar Harapan yang terbit pada 30 November 1980. Artikel tersebut mengangkat perjalanan hidup Loso sebagai perantau dari Sukoharjo ke Jayapura dan bagaimana ia berhasil meraih kesuksesan melalui ketekunan serta kerja kerasnya sebagai tukang sol sepatu di tanah perantauan Papua.
Mimpi dan Tekad: Perjalanan Menuju Jayapura
Loso bersama dua orang rekannya memulai perjalanan mereka dari Surabaya menuju Jayapura dengan menumpang kapal laut. Perjalanan itu memakan waktu sekitar 15 hari, suatu perjalanan panjang yang penuh harapan namun juga ketidakpastian.
Mereka hanya membawa bekal seadanya, termasuk peralatan sol sepatu seperti pisau pemotong kulit, alat pemukul, jarum kulit, dan berbagai alat lain yang diperlukan untuk memperbaiki sepatu. Dalam benak mereka, Jayapura adalah tempat di mana mimpi bisa diwujudkan melalui kerja keras.
Di desanya di Sukoharjo, Loso bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya jauh dari cukup untuk menghidupi istri dan lima anaknya yang ia tinggalkan di Jawa. Oleh karena itu, merantau menjadi pilihan rasional baginya untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Dengan tekad yang kuat, Loso mengarungi laut menuju tanah yang belum dikenal, dengan keyakinan bahwa usahanya akan membuahkan hasil.
Awal Usaha di Jayapura: Merintis dari Nol
Setibanya di Jayapura, Loso dan kedua rekannya menyewa sebuah rumah kecil sebagai tempat tinggal...