Limbah Rumah Tangga dan Industri Sebabkan Penurunan Kualitas Air Sungai di Kabupaten Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
10 - Sep - 2024, 01:57
JATIMTIMES - Kualitas air sungai di Kabupaten Blitar terus mengalami penurunan selama beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blitar, 50 persen dari pencemaran air sungai tersebut disebabkan oleh limbah rumah tangga dan industri.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan DLH Kabupaten Blitar Zainal Kholis menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan kualitas air secara berkala.
Baca Juga : Pemkot Blitar Segera Tata Pedagang Suvenir di Sisi Utara Makam Bung Karno
Zainal mengungkapkan bahwa indeks kualitas air sungai di Kabupaten Blitar saat ini berada di angka 59,41 persen, lebih baik dari target 55,30 persen yang telah ditetapkan. "Untuk indeks kualitas air, saat ini kita masih berada di kategori sedang dan di atas target. Namun, secara kualitas memang terus mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ucapnya, Selasa (10/9/2024).
Penurunan kualitas ini, lanjut Zainal, sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga, terutama limbah detergen yang dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. “Sebanyak 50 persen dari pencemaran ini diakibatkan oleh limbah rumah tangga. Penggunaan detergen dan bahan kimia lain yang tidak diolah dengan baik berkontribusi besar terhadap turunnya kualitas air,” ujarnya.
Selain limbah rumah tangga, Zainal menegaskan bahwa limbah industri juga menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi air sungai di Kabupaten Blitar. Ia memberikan contoh dua sungai yang terdampak signifikan oleh limbah industri, yakni Sungai Lemon yang tercemar oleh limbah dari pabrik PT Rejoso Manis Indo (RMI), serta Sungai Genjong yang terdampak limbah dari PT Greenfields.
“Industri memiliki peran besar dalam pencemaran ini. Sungai Lemon misalnya, terkena dampak dari aktivitas pabrik PT RMI, sementara Sungai Genjong tercemar oleh limbah yang dihasilkan PT Greenfields,” ungkap Zainal.
Selain limbah industri dan rumah tangga, Zainal juga menyebut bahwa penggunaan pupuk kotoran hewan dari lahan pertanian turut menyumbang pada penurunan kualitas air sungai. Limbah tersebut, katanya, sering kali mengalir ke sungai dan memperburuk kualitas air. “Pupuk kotoran hewan yang digunakan di lahan pertanian juga menjadi salah satu penyebab. Ketika terjadi hujan, limbah ini mengalir ke sungai dan meningkatkan kadar pencemaran,” tambahnya...