Dari Tegalrejo ke Medan Perang: Peran Sentral Ratu Ageng dalam Perjuangan Pangeran Diponegoro

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

02 - Sep - 2024, 11:26

Ilustrasi Ratu Ageng di usia senjanya, memegang busur panah di Tegalrejo, bersama Raden Mas Mustahar kecil. (Foto: Dibuat dengan AI/JatimTIMES)


JATIMTIMES - Sejak berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1755, semangat patriotisme membara di kalangan para tokoh yang bertekad mengusir cengkeraman Belanda dari tanah Jawa. 

Di antara para pahlawan yang dikenal karena keberanian dan dedikasinya, Ratu Ageng Tegalrejo berdiri sebagai sosok yang dihormati dan disegani. Ia adalah permaisuri dari Sri Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta, dan dikenal sebagai wanita dengan semangat kepahlawanan yang tak pernah padam. Kisah hidupnya menjadi nyala api dalam sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro, cicitnya, yang kelak akan memimpin Perang Jawa (1825-1830).

Baca Juga : Penutupan MAW 2024, Arsitek Malang Didorong Tingkatkan Kompetensi dan Miliki Sertifikasi

Ratu Ageng, yang dikenal dengan nama asli Roro Juwati, lahir pada tahun 1732 dari keluarga terpandang di Kesultanan Mataram. Ia adalah putri dari Kiai Ageng Derpoyudo, seorang panglima perang terkemuka di Keraton Kasunanan Kartasura, dan adik tiri dari Raden Ronggo Prawirodirdjo I, bupati wedana Madiun. Nasab keluarganya menghubungkannya dengan tokoh-tokoh penting seperti Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang dan Raja Karaeng Nobo dari Bima. 

Dalam latar belakang keluarga yang penuh dengan kehormatan dan keberanian ini, Ratu Ageng dibesarkan dan dididik dengan nilai-nilai luhur yang kelak akan membentuk dirinya sebagai sosok yang penting dalam sejarah Indonesia.

Warisan Keberanian dan Kecerdasan Ratu Ageng di Kesultanan Yogyakarta

Ratu Ageng bukan permaisuri biasa. Sebagai putri Ki Ageng Derpoyudo, ahli seni perang di Keraton Kasunanan Kartasura, Ratu Ageng tidak hanya dikenal sebagai seorang pendekar perempuan yang berperan penting dalam Perang Suksesi Jawa III, tetapi juga sebagai intelektual dan pendidik yang berpengaruh. Melalui Bregada Langen Kusuma, pasukan pengawal perempuan yang dia didik dan latih, serta karyanya dalam sastra dan pendidikan, Ratu Ageng meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Kesultanan Yogyakarta.

Di awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta, Bregada Langen Kusuma yang dikomandoi Ratu Ageng muncul sebagai salah satu unit pengawal yang paling istimewa dan menonjol. Pasukan ini, yang mayoritas anggotanya adalah perempuan, bisa dianggap sebagai pasukan pengamanan setara dengan paspampres pada masa kini. Anggota Bregada ini terdiri dari para putri pejabat daerah setingkat kecamatan atau kabupaten, yang terlatih dalam berbagai keterampilan tempur...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, Ratu Ageng, perempuan pemberani, Kasultanan Yogyakarta,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette