Jejak Panjang Pertempuran dan Perebutan Kuasa: Lumajang di Tengah Gejolak Jawa Timur (1686-1805)
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
26 - Aug - 2024, 03:46
JATIMTIMES - Sejak dahulu kala, wilayah ujung timur Pulau Jawa, terutama Jawa Timur, telah menjadi sasaran empuk dan kawasan yang diincar oleh banyak kekuatan besar. Pesona wilayah ini tidak hanya terletak pada sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi juga pada posisinya yang strategis sebagai pintu gerbang menuju kawasan-kawasan penting lainnya di Jawa.
Salah satu periode paling menarik dalam sejarah Jawa Timur adalah ketika para keturunan Suropati menguasai berbagai daerah di wilayah ini, termasuk Pasuruan, Lumajang, Malang, hingga Ponorogo, dan bagaimana akhirnya dominasi mereka dihancurkan oleh kekuatan kolonial Belanda.
Baca Juga : BKD Jatim Tekankan Peran Aktif Atasan Langsung untuk Tegakkan Disiplin Pegawai
Pada tahun 1686, Untung Suropati, seorang tokoh legendaris yang dikenal karena ketangguhannya, berhasil menguasai Pasuruan. Keberhasilan ini tidak hanya membuatnya semakin berambisi, tetapi juga menambah daftar wilayah yang ingin dikuasainya, termasuk Puger, Lumajang, Malang, Ngantang, Lodoyo, dan Ponorogo.
Suropati dan keturunannya bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah simbol perlawanan yang tangguh terhadap hegemoni VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) di Jawa.
Asal Usul dan Kehidupan Untung Surapati
Untung Surapati, yang nama aslinya Surawiraaji, lahir di Gelgel, Bali pada tahun 1660. Kehidupannya yang sederhana sebagai seorang anak dari kalangan rakyat jelata berubah drastis ketika ia dijual sebagai budak oleh VOC. Saat berusia tujuh tahun, Surawiraaji dibeli oleh seorang perwira VOC bernama van Moor, yang membawanya ke Batavia. Karena dianggap membawa keberuntungan bagi tuannya, ia kemudian diberi nama "Si Untung."
Ketika Untung berusia 20 tahun, ia dimasukkan ke dalam penjara oleh van Moor karena menjalin hubungan dengan putrinya, Suzane. Namun, Untung berhasil melarikan diri bersama para tahanan lainnya dan menjadi buronan. Dalam perjalanannya, Untung bertemu dengan Pangeran Purbaya dari Banten yang sedang dalam pelarian setelah kekalahan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, oleh VOC. Ketika dihadapkan pada pilihan antara hidup sebagai buronan atau bergabung dengan VOC, Untung memilih untuk bergabung dan dilatih sebagai tentara.
Misi pertama Untung sebagai tentara VOC adalah menjemput Pangeran Purbaya yang bersembunyi di Gunung Gede...