RSUD Kanjuruhan Bangun Fasilitas Kesehatan Lewat Anggaran DBHCHT, Rp 11 Miliar untuk Layanan Prioritas KJSU
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Nurlayla Ratri
19 - Aug - 2024, 03:47
JATIMTIMES - Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) turut direalisasikan untuk layanan prioritas kanker, jantung, strok, dan uronefrologi (KJSU) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan. Sementara itu, di tahun 2024, rumah sakit milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Malang tersebut, saat ini sedang membangun fasilitas kesehatan untuk mengoptimalkan layanan prioritas KJSU.
"Dari DBHCHT itukan sektor kesehatan juga dapat beberapa persen yang dibagi untuk Dinkes (Dinas Kesehatan Kabupaten Malang), RSUD Kanjuruhan, dan RSUD Lawang. Sedangkan saat ini fokusnya kepada layanan (KJSU)," ungkap Direktur Utama RSUD Kanjuruhan dr Bobby Prabowo kepada JatimTIMES, saat ditemui di sela agenda peninjauan progres pembangunan layanan prioritas KJSU pada Senin (19/8/2024).
Baca Juga : Anggaran Proyek Drainase dan Jalan Kabupaten Blitar Turun Signifikan, Fokus pada Wilayah Kanigoro
Bobby menyebut, pengoptimalan program kerja layanan prioritas KJSU tersebut telah mulai dikembangkan secara bertahap sejak 2022 hingga saat ini, di 2024. "Dalam pembagiannya, untuk tahun 2022 itu kami fokuskan persiapan untuk jantung. Kemudian pada 2023 itu mempersiapkan mulai dari kanker, strok, uronefrologi. Sedangkan di 2024 itu untuk keempatnya. Jadi di dalam rencana kita ini ada step by step-nya," ujar Booby.
Pada step pertama, dijabarkan Bobby, perbaikan layanan dimulai dari mempermudah akses bagi masyarakat atau calon pasien untuk berobat ke RSUD Kanjuruhan. Salah satunya dengan cara masif memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Upaya tersebut berdampak signifikan dengan meningkatnya jumlah pasien yang berobat ke RSUD Kanjuruhan. Sehingga dilakukan perbaikan step selanjutnya. Yakni di antaranya adalah memberikan pelayanan pendaftaran berobat secara online.
Tidak berhenti di situ, perbaikan pelayanan juga dilakukan pada bidang apoteker bagi pasien yang menebus obat. Di mana, beragam kemudahan pendaftaran yang telah dilakukan RSUD Kanjuruhan turut berdampak pada antrean panjang pada saat pengambilan obat.
"RSUD Kanjuruhan kemudian memberikan fasilitas pengiriman obat secara gratis, akhirnya permasalahan itu turun (teratasi)," imbuhnya.
Permasalahan kembali muncul. Beragam kemudahan layanan fasilitas kesehatan tersebut juga berdampak pada Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur (TT) rumah sakit. "BOR-nya tambah naik, awalnya saat kami mengurus itu (layanan prioritas KJSU) BOR-nya 38 persen...