4 Salah Kaprah Soal Diet Ala Defisit Kalori Menurut Sports Scientist
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
11 - Aug - 2024, 10:06
JATIMTIMES - Defisit kalori adalah salah satu istilah yang sering muncul dalam pembahasan tentang penurunan berat badan. Sayangnya, meskipun sudah sering dibahas, banyak orang masih salah paham tentang konsep ini.
Arbiarso Wijatmoko, seorang sports scientist, mengidentifikasi empat kesalahpahaman umum mengenai defisit kalori. Berikut ini, beberapa hal yang kerap disalahpahami oleh masyarakat tentang defisit kalori, dilansir Instagram @arbiarso:
1. Defisit Kalori sebagai Nama Diet
Baca Juga : Mengenal Skizofrenia, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Salah kaprah pertama adalah menganggap defisit kalori sebagai nama sebuah diet. Beberapa orang bahkan marah ketika diet mereka disandingkan dengan defisit kalori, padahal yang mereka lakukan pada dasarnya juga termasuk dalam defisit kalori.
Mereka mungkin saja mengatur pola makan dengan menghindari zat gizi tertentu atau mengikuti jadwal makan yang ketat, namun esensinya tetap sama, yaitu mengurangi asupan kalori.
“Defisit kalori bukanlah nama diet tertentu, melainkan prinsip dasar dalam penurunan berat badan. Ada kesalahpahaman bahwa diet bisa menurunkan berat badan tanpa defisit kalori, padahal yang dilakukan tetap saja defisit kalori, meskipun dengan cara-cara yang mungkin ekstrem," jelas Arbiarso.
2. Defisit Kalori Itu Diet yang Menghitung Kalori
Kesalahpahaman kedua adalah menganggap defisit kalori sebagai “diet yang mengharuskan kita menghitung-hitung kalori”. Pemahaman ini kerap dimanfaatkan oleh para influencer untuk menjual metode diet yang tidak berdasar dengan menyebutkan bahwa menghitung kalori itu ribet atau sudah ketinggalan zaman.
“Defisit kalori bisa terjadi tanpa harus menghitung kalori secara detail,” jelas Arbiarso.
“Bahkan, kamu bisa berada dalam kondisi defisit kalori tanpa sadar bahwa itu sedang terjadi. Intinya bukan pada menghitung kalori, tetapi pada bagaimana menjaga agar asupan energi lebih rendah daripada energi yang dikeluarkan," tambahnya.
3. Defisit Kalori Selalu Baik
Kesalahpahaman berikutnya adalah anggapan bahwa defisit kalori pasti baik. Ada yang beranggapan bahwa semakin besar defisit kalorinya, semakin baik hasilnya. Beberapa orang bahkan takut untuk makan pada tingkat kalori maintenance (kebutuhan kalori harian), khawatir itu akan mengganggu penurunan berat badan mereka.
“Ini adalah salah satu kesalahpahaman paling berbahaya,” ujar Arbiarso...