Tolak Bayar Iuran Rp140 Juta, Akses Jalan ke SMP Swasta di Surabaya Ditutup Warga
Reporter
Mutmainah J
Editor
A Yahya
02 - Aug - 2024, 01:24
JATIMTIMES - Perseteruan antara warga Mulyorejo dengan salah satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Surabaya belakangan viral di media sosial. Pasalnya, para warga menutup akses jalan menuju sekolah swasta tersebut karena menolak membayar iuran senilai Rp140 juta kepada RW setempat.
Diketahui ini terjadi karena pihak RW meminta kenaikan iuran jalan sebesar Rp 140 juta per bulan kepada SMP Petra Surabaya.
Namun pihak SMP Petra Surabaya merasa keberatan dengan kenaikan iuran jalan yang diberikan oleh RW tersebut, hingga memicu konflik.
Perseteruan antara warga Mulyorejo dengan SMP Petra Surabaya ini mencuat ke publik usai akun X @dhemit_is_back, memposting ulang video dari Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.
Dalam video yang dibagikan, terlihat pihak sekolah menceritakan kepada Armuji terkait warga yang menutup secara sepihak akses jalan utama.
Di waktu yang sama, warga menjelaskan bahwa alasan penutupan jalan utama sekolah tersebut karena sering membuat kemacetan.
Terlebih menurut pengakuan warga, pihak sekolah tidak mau menaikan iuran jalan tersebut sesuai yang diminta para RW.
"Iuran RW minta 140jt/bulan, SMP Petra Surabaya di Jalan Manyar Tirtomulyo, Mulyorejo," cuit akun tersebut, dikutip Jumat (2/8/2024).
"Terkait iuran warga setempat, kalau tidak mau bayar akses ditutup," sambungnya.
Lebih lanjut pihak sekolah merasa keberatan jika harus membayar iuran jalan kepada empat RW setempat yang masing-masing bernilai Rp 35 juta.
Jika ditotal pihak sekolah harus membayar Rp 140 juta, angka yang dinilai cukup besar dan memberatkan sekolah tersebut.
Sementara dilansir dari Kilat.com, awalnya pihak sekolah diminta untuk membayar iuran jalan itu sebanyak Rp 25 juta perbulan kepada empat RW setempat.
Pihak sekolah tidak keberatan dengan harus membayar iuran Rp 25 juta tersebut.
Baca Juga : Harga Pangan hingga Biaya Pendidikan Naik, Inflasi Surabaya Juli 2024 Capai 2,2 Persen
Namun setelah iuran itu naik menjadi Rp 35 juta perbulan pihak sekolahan merasa keberatan dan enggan untuk membayar.
RW setempat berdalih bahwa kenaikan iuran tersebut digunakan untuk membayar para scurity yang berjaga di perumahan itu.
Menurut Armuji yang berada di lokasi mengatakan bahwa kemacetan yang dikeluhkan warga hanya sebagai alasan menaikan iuran jalan.
Ditambah, pihak sekolah sempat mengaudit pengelolaan iuran yang dikelola oleh warga ternyata masih banyak sisa.
Selanjutnya, Wakil Wali Kota Surabaya menyerahkan keputusan kasus ini kepada pihak sekolah untuk dibawa ke polisi atau tidak.
Perseteruan antara warga dan SMP Petra Surabaya ini pun menuai beragam komentar netizen. Namun tak sedikit dari mereka menyoroti nominal iuran yang diminta warga untuk sekolah swasta tersebut.
"Masyarakat udah gila. Pemerintah aja bebasin pajak buat yayasan pendidikan. Ini malah pungli. Mending kalau masuk akal jumlahnya. Ini malah keras atau rampok. Semoga pemerintah ga kalah sama preman berkedok masyarakat begini." Komen @robby_kar****.
"iuran 140jt/bulan dipake buat apa? patungan bayar IKN?," Tanya @L_meig****.