JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi year on year (y-on-y) Kota Surabaya pada Juli 2024 sebesar 2,20 persen. Sedangkan tingkat inflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,82 persen.
BPS Surabaya menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan, terutama pada harga pangan dan biaya pendidikan. Catatan BPS, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,23 pada Juli 2023 menjadi 106,52 pada Juli 2024.
Baca Juga : Butuh 50 Ribu Dokter Hewan Baru, Puguh Wiji Pamungkas Berikan Sharing Insight di FKH UB
Lebih rinci, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat mengalami kenaikan harga sebesar 4,32 persen.
Selanjutnya, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,18 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,58 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,36 persen. Kelompok kesehatan sebesar 1,96 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,52 persen. Serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,86 persen.
Adapun kenaikan harga pada kelompok pendidikan mencapai 2,27 persen. Lalu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,52 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,04 persen.
"Satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,66 persen," tulis BPS Kota Surabaya dalam laporan terbarunya, dikutip Jumat (2/8/2024).
Lebih lanjut, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juli 2024, antara lain beras, emas perhiasan, mobil, akademi/perguruan tinggi, cabai rawit, sigaret kretek mesin (SKM), sekolah dasar, kopi bubuk, gula pasir, dan tukang bukan mandor.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain telur ayam ras, telepon seluler, bawang merah, daging ayam ras, tomat, angkutan udara, ikan bandeng/ikan bolu, kacang panjang, ikan gurami, dan labu siam/jipang.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Juli 2024, antara lain cabai rawit, beras, sekolah dasar, sigaret kretek mesin (SKM), sekolah menengah pertama, kopi bubuk, emas perhiasan, kentang, sekolah menengah atas, dan sepeda motor.
Baca Juga : Menggugah Keceriaan di LPKA Blitar: Anak-Anak Binaan Rayakan Hari Anak Nasional
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/ sumbangan deflasi m-to-m, antara lain bawang merah, angkutan udara, tomat, cabai merah, bawang putih, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, kol putih/kubis dan kacang panjang.
Pada Juli 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,94 persen. Andil tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan kelompok lain.
Adapun kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,13 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,21 persen. Serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen.
Sedangkan kelompok pendidikan sebesar 0,2 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,17 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,37 persen. Di sisi lain, kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.
