Viral, Jatim Dilanda Gelombang Panas Awal Mei 2024, Benarkah?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
03 - May - 2024, 01:44
JATIMTIMES - Baru-baru ini media sosial platform X ramai dengan persoalan suhu panas yang melanda Indonesia pada awal Mei 2024. Unggahan itu bermula dari cuitan akun X @/zakiberkata.
Dalam postingannya, pengunggah menunjukkan dua foto. Di mana salah satu foto menunjukkan suhu panas di Pulau Jawa dan satu foto menunjukkan suhu panas di keseluruhan wilayah Indonesia. Suhu panas ditunjukkan dengan indikator warna oranye menuju merah marun.
Baca Juga : Hardiknas 2024, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pemprov Jatim Lanjutkan Merdeka Belajar
Pengunggah juga mengatakan jika suhu panas terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dengan indikator warna merah marun. Tampak dalam foto, warna merah marun tersebut berada di utara Pulau Jawa, bagian tengah Sumatera, dan selatan Kalimantan.
“Gambaran umum suhu siang ini (1/5/2024). Indikator warna di bar ke kanan menunjukkan suhu panas,” bunyi keterangan dalam unggahan.
Banyak netizen yang menilai jika Pulau Jawa tengah dilanda Heat Wave. Benarkah demikian?
BMKG Juanda melalui akun Instagram resminya menjelaskan jika pulau Jawa tidak dilanda Heat Wave. Pihaknya menjelaskan jika "Heat Wave" atau Gelombang Panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut. Heat Wave terjadi jika suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.
"Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas," jelas @infobmkgjuanda, dilansir Kamis (2/5/2024).
Lantas dimana terjadinya Heat Wave? Gelombang Panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan. Yakni pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.
Menurut penjelasan BMKG Juanda, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas...