5 Kota dengan Pola Pengeluaran Rumah Tangga Tertinggi di Jawa Timur
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
01 - May - 2024, 10:46
JATIMTIMES - Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menampilkan beragam pola pengeluaran rumah tangga yang menarik untuk diamati. Dari kota-kota metropolitan hingga kota-kota kecil di pedesaan, pola pengeluaran rumah tangga menjadi cerminan kondisi sosial-ekonomi dan kebutuhan hidup masyarakat setempat.
Melansir rilis resmi BPS Jawa Timur pada Selasa (30/4), pola pengeluaran rumah tangga di Jawa Timur kembali mengalami pergeseran. Hal ini menandakan mulai pulihnya kondisi perekonomian masyarakat pasca-pandemi covid.
Baca Juga : 3 Contoh Teks Pidato, Cocok untuk Sambutan Maupun Acara Perlombaan
Jika pada periode sebelumnya pengeluaran untuk non-makanan lebih kecil daripada makanan, di periode saat ini pengeluaran makanan yang lebih kecil dari non-makanan.
Selama pandemi, rata-rata masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pangan dari pada non-pangan. Masyarakat lebih realistis untuk lebih mengutamakan kebutuhannya dibandingkan keinginan.
Pada tahun 2023, pengeluaran makanan perkapita sebulan mengalami penurunan porsi sebesar 1,9 persen poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (51,57 persen di tahun 2022 menjadi 49,67 persen pada tahun 2023).
Kondisi pasca-pandemi mengakibatkan pola konsumsi masyarakat kembali lagi seperti kondisi normal. Pengeluaran untuk non-makanan lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan.
Persentase pengeluaran per kapita sebulan bahan makanan yang menurun dari 28,44 persen pada tahun 2022 menjadi 27,11 persen pada tahun 2023. Serupa dengan pengeluaran perkapita untuk makanan dan minuman jadi yang juga mengalami penurunan dari 16,75 persen pada tahun 2022 menjadi 16,14 persen pada 2023.
Untuk pengeluaran non-makanan pada periode sebelumnya sebesar 48,43 persen naik menjadi 50,33 persen pada tahun 2023.
Apabila dilihat secara wilayah, pengeluaran perkapita sebulan untuk membeli makanan masyarakat di desa lebih banyak dibandingkan dengan yang berada di kota. Masyarakat desa membelanjakan uangnya untuk membeli makanan sebesar 56,23 persen sedangkan di kota sebesar 46,05 persen.
Tetapi untuk pengeluaran non-makanan per kapita sebulan, masyarakat di desa masih lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat kota. Pengeluaran di desa non-makanan sebesar 43,77 persen dan di kota sebesar 53,95 persen...