Ditantang KKN di Papua, Ketua BEM UI: Miris Menormalisasi Kekerasan
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
05 - Apr - 2024, 07:34
JATIMTIMES - Belakangan ini nama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menjadi sorotan usai mengkritik keras tindakan TNI yang diduga melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua.
Kritikan BEM UI itu bahkan dibalas oleh seorang anggota TNI yang bertugas di Papua melalui akun TikTok @oreoo_007. Dalam videonya, anggota TNI tersebut menantang BEM UI untuk melakukan KKN di Distrik Okbab, Papua Pegunungan.
Baca Juga : Berikut Sebaran Lokasi Penitipan Kendaraan Mudik Lebaran Polres Malang, Gratis hingga 30 April 2024
Merespons hal tersebut, Ketua BEM UI, Verrel Uziel melalui Story Instagram pribadinya menegaskan bahwa kritik yang disampaikan BEM UI sebelumnya sebagai bentuk menyuarakan yang perlu untuk disuarakan.
"Tanah Papua adalah bagian dari Indonesia setiap suara dari saudara kita layak disuarakan. Pelanggaran HAM dalam bentuk apapun tidak layak mendapatkan justifikasi. Seorang warga sipil yang dianiaya dalam video tersebut pada akhirnya dilepaskan karena tidak terbukti bagian dari gerakan separatis," jelas Verrel, dikutip Jumat (5/4).
Lebih lanjut, Verrel mengatakan jika NKRI sebagai negara hukum sudah semestinya segala tindak tanduk berpedoman pada hukum yang berlaku. Masyarakat sipil tak jarang menjadi korban salah sasaran dan prajurit pun menjadi korban atas konflik berkepanjangan ini.
"Ramainya situasi ini juga dikarenakan respon anti kritik oknum-oknum prajurit TNI yang jumlahnya sangat banyak. Kapuspen TNI sudah mengakui bahwa penganiayaan dilakukan oleh oknum TNI dan meminta maaf serta tidak membenarkan kejadian tersebut," tandasnya.
Dia pun mengaku miris melihat komentar-komentar di akun BEM UI atau akun sosial media pribadinya yang keluar konteks. "Miris membaca komentar-komentar yang mampir di akun BEM UI atau saya pribadi yang keluar dari konteks dan menormalisasi kekerasan," tegasnya.
Usai kritik BEM UI itu dinaikkan, Verrel mengaku mendapatkan banyak ancaman dan intimidasi.
"Sangat banyak oknum-oknum aparat yang anti kritik dan melanggengkan kekerasan. Lebih parah, sangat banyak yang akhirnya melakukan kekerasan seksual secara verbal kepada fungsionaris BEM UI. Baiknya sama-sama introspeksi dan berbenah!," pungkas Verrel...