Memori 13 Februari: Perjanjian Giyanti dan Munculnya Dua Kerajaan di Pulau Jawa Pecahan Mataram

13 - Feb - 2024, 09:52

Situs Perjanjian Giyanti di Dusun Kerten, Desa Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. (Foto: Istimewa)


JATIMTIMES- Perjanjian Giyanti menjadi titik balik dalam sejarah perpecahan Kerajaan Mataram Islam, yang menghasilkan warisan penting yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dua entitas yang tetap kokoh hingga hari ini.

Pada masa keemasan Kerajaan Mataram Islam, wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Jawa, dengan pusat pemerintahan awalnya di Kotagede dan terakhir di Kartasura. Namun, kemegahan itu terkoyak oleh konflik internal yang rumit, dipicu oleh campur tangan Belanda yang memainkan permainan politik adu domba.

Baca Juga : Rosan Laporkan Connie Bakrie ke Bareskrim Soal Dugaan Pencemaran Nama Baik

Konflik mencapai puncaknya dengan munculnya dua tokoh utama, yaitu Susuhunan Pakubuwana II dan Pangeran Mangkubumi, yang sebenarnya adalah saudara. Raden Mas Said, atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Sambernyawa, juga ikut memperumit situasi sebagai keponakan mereka yang juga mengklaim haknya atas takhta Mataram.

Berdasarkan silsilahnya, Pakubuwana II dan Pangeran Mangkubumi adalah kakak beradik, keduanya merupakan putra dari Amangkurat IV (1719-1726), raja kedelapan Kesultanan Mataram di Kartasura. Di sisi lain, Raden Mas Said, juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa, adalah cucu dari Amangkurat IV, sehingga ia adalah keponakan dari Pakubuwana II dan Pangeran Mangkubumi.

Raden Mas Said menuntut haknya sebagai pewaris takhta Mataram yang diduduki oleh pamannya, Pakubuwana II. Alasannya adalah bahwa ayahnya, Pangeran Arya Mangkunegara, adalah putra sulung dari Amangkurat IV. Dengan demikian, menurut garis keturunan, Arya Mangkunegara seharusnya menjadi raja Mataram untuk melanjutkan tahta Amangkurat IV. 

Namun, Arya Mangkunegara sering menentang kebijakan VOC, sehingga ia diasingkan ke Sri Lanka hingga meninggal dunia. VOC kemudian menaikkan Pangeran Prabusuyasa, putra Amangkurat IV lainnya, sebagai penguasa Mataram yang baru dengan gelar Pakubuwana II.

Ketika Pakubuwana II memimpin Mataram Islam, ia memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1745. Keputusan ini diambil setelah Keraton Kartasura rusak akibat pemberontakan Geger Pecinan yang dipimpin oleh Mas Garendi atau Sunan Kuning pada 1742. 

Peristiwa tersebut semakin memperkuat tekad Raden Mas Said untuk merebut tahta dari pamannya, Pakubuwana II. Dalam upaya ini, ia bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi, dengan bantuan dari VOC, yang memiliki tujuan yang sama untuk merebut kekuasaan dari Pakubuwana II...

Baca Selengkapnya


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya, Sejarah, Perjanjian Giyanti, Kerajaan Mataram,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette