Kasus Pembunuhan Disertai Mutilasi di Kota Malang, Ini Kata Kriminolog
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
14 - Jan - 2024, 03:03
JATIMTIMES - Dua kasus pembunuhan disertai mutilasi yang terkuak di awal 2024, menggemparkan masyarakat Kota Malang. Pertama, seorang suami warga Blimbing memutilasi istrinya dan kemudian pelaku menyerahkan diri. Kemudian, seorang tukang pijat yang membunuh dan memutilasi pasiennya disebuah kos dikawasan Kedungkandang. Lantas, bagaimana kriminolog melihat peristiwa keji?
Peristiwa ini tentunya cukup mengagetkan. Sebab, selama ini Kota Malang lebih dominan dengan kasus pencurian, seperti halnya pencurian motor. Adanya kasus keji ini, juga menimbulkan pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi dan apa sebenarnya faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi aksi keji tersebut.
Baca Juga : Ungkap Peredaran Okerbaya: Polres Situbondo Amankan 790 Butir Pil Trex dan Detron
Kriminolog yang juga Wakil Dekan I Fakultas Hukum UB Milda Istiqomah menjelaskan bahwa tindak pidana mutilasi sebetulnya memang bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Bahkan, sejak tahun 1960 telah terjadi kasus mutilasi.
Namun, 3 sampai 5 tahun terkahir kasus mutilasi dari pengamatannya terdapat peningkatan. Motifnya, dijelaskan Milda ada banyak hal. Ada dua faktor yang mempengaruhi, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal, dilihat dari dalam diri pelaku. Faktor ini juga terkait dengan kejiwaannya pelaku. Jadi ada faktor gangguan kejiwaan yang dialami oleh si pelaku yang menyebabkan mengapa dia sampai melakukan tindakan mutilasi.
"Jadi mohon dibedakan antara pembunuhan dengan mutilasi pembunuhan, itu juga banyak faktornya penyebabnya," jelasnya.
Kasus mutilasi yang terjadi, pelaku memotong korban menjadi beberapa bagian. Bahkan, pada beberapa kasus, pelaku sampai semacam mengkuliti korban. Hal ini kebanyakan dilakukan bermotif untuk menghilangkan jejak dan menghilangkan bukti.
"Tapi menurut saya, ini yang memang harus dicermati di masing-masing kasus. Karena kita tidak bisa menggeneralisir ya, jadi memang faktor internal dari dalam diri si pelaku itu. memang penting untuk melihat faktor kejiwaan begitu ya. Apakah memang dia memiliki gangguan kejiwaan dan sebagainya," katanya.
Namun, dijelaskannya bahwa tidak selalu pelaku mutilasi itu mempunyai gangguan kejiwaan. Tetapi, ada juga yang didasarkan pada emosi yang tak bisa terkendali dari pelaku, sampai kemudian melakukan aksi tersebut.
Kemudian, faktor eksternal...