Sempat Dibahas di Debat Capres Ketiga, Jokowi Sebut Data Pertahanan Tak Bisa Semua Dibuka kayak Toko Kelontong
Reporter
Mutmainah J
Editor
Yunan Helmy
08 - Jan - 2024, 11:10
JATIMTIMES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara soal data pertahanan yang sempat disinggung dalam debat ketiga Pilpres 2024. Jokowi mengatakan tak semua data pertahanan bisa dibuka.
"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista, itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).
Baca Juga : Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar: Polisi Masih Selidiki, Keluarga Serahkan kepada Pihak Berwajib
Jokowi kemudian menegaskan data pertahanan menyangkut strategi besar negara. Dia lantas menyebut tidak semua bisa dibuka seperti toko kelontong.
"Karena ini menyangkut strategi besar negara, nggak bisa semua dibuka kayak toko kelontong. Nggak bisa," ujarnya.
Diketahui, dalam debat capres semalam, dua capres yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sempat meminta agar data pertahanan dibuka. Mereka sempat saling debat dengan Prabowo Subianto.
Anies meminta data pertahanan dibuka. Hal itu terjadi saat Prabowo menyebut data yang disampaikan Anies soal pertahanan itu keliru.
"Sekali lagi data-data yang Bapak pegang adalah keliru dan juga Pak Ganjar juga tadi banyak kelirunya," kata Prabowo dalam Debat Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1).
Prabowo menegaskan dirinya transparan dalam memimpin Kementerian Pertahanan. Dia menyinggung soal partai politik pendukung Anies di Senayan yang setuju dengan program di Kemhan.
"Saya sangat transparan dan semua partai yang mengusung Bapak Profesor Anies mendukung APBN, berarti mendukung program saya, termasuk PDIP di Komisi I," ujar Prabowo.
Anies lalu membalas pernyataan Prabowo. Dia meminta Prabowo menunjukkan data salah yang disampaikannya.
"Ini bukan soal pribadi, ini soal negara, ini soal policy, penjelasannya ya di tempat ini bukan di ruang-ruang tertutup yang tidak diketahui oleh publik. Justru kalau Bapak ketahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini sehingga publik bisa mengetahui, bukan dalam pertemuan-pertemuan lain yang tidak jelas dari mana kita bisa menilai akurasinya," ujar Anies.
"Jadi, menurut hemat kami bila ada di antara kami yang faktanya keliru Bapak tunjukkan tapi kalau Bapak tidak menunjukkan berarti faktanya benar. Itulah kenyataan yang ada di lapangan," sambung dia...