Kredit Pemilu Jadi Salah Satu Perhatian OJK Malang Jelang 2024
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
20 - Dec - 2023, 10:07
JATIMTIMES - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang saat ini menilai kondisi sektor jasa keuangan di wilayah Malang Raya per Oktober 2023 masih terjaga stabil di tengah ketidakpastian global. Namun kini, perkreditan jelang Pemilu 2024 menjadi salah satu concern OJK Malang.
Plt Kepala OJK Malang, Ismirani Saputri mengatakan bahwa pihaknya akan mengawasi lembaga jasa keuangan yang menyalurkan kredit. Terutama kepada pihak yang ada kaitannya dengan Pemilu 2024.
Baca Juga : Pendiri PMII KH Nuril Huda Meninggal Dunia, Begini Sosoknya
“Jadi yang perlu diwaspadai adalah bagaimana lembaga jasa keuangan memberikan kredit yang ada hubungannya dengan pemilu,” kata Ismirani pada Dialog Akhir Tahun.
Dijelaskan Ismirani, lembaga jasa keuangan yang akan menyalurkan kredit harus mencerminkan 5C, yakni Character, Capacity, Capital, Collateral dan Conditions. Penerapan 5 prinsip tersebut akan dipantau dalam penyaluran kredit.
Seperti diketahui, potensi perputaran uang dalam Pemilu cukup besar. Ismirani pun mengaku bahwa perputaran uang adalah dana pihak ketiga yang dikenal dengan know your customer (KYC). Oleh karena itu, Ismirani mengimbau bahwa sumber dananya harus diidentifikasi.
“Kalau sampai dengan saat ini belum tampak adanya transaksi yang mencurigakan,” ujar Ismirani.
Sementara itu, pihaknya menjelaskan bahwa kondisi sektor jasa keuangan di Malang sampai posisi Oktober 2023 tetap stabil dengan kinerja intermediasi yang bertumbuh, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
Dalam perkembangan sektor perbankan, OJK Malang mencatat bahwa kredit perbankan tumbuh 2,06 persen atau senilai Rp 91,43 triliun pada akhir Oktober 2023. Kredit ini disalurkan untuk kebutuhan modal kerja dengan porsi 45,19 persen dan kebutuhan investasi 31,65 persen.
Adapun sektor utama yang menjadi sasaran penyaluran kredit di wilayah Malang diantaranya yakni perdagangan besar dan eceran sebesar 21 persen, industri pengolahan 17,4 persen dan pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna sebesar 15,7 persen.
Dalam perkembangan pasar modal, OJK Malang mencatat bahwa minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal cenderung semakin tinggi. Mulai di instrumen saham, reksadana hingga obligasi.