Pukulan Balik: Perang Gaza Berdampak Buruk Bagi Perekonomian Israel
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
21 - Nov - 2023, 02:22
JATIMTIMES - Financial Times (FT) menerbitkan investigasi luar biasa yang menelusuri dampak buruk dari perang Israel di Gaza. Khususnya dampak dalam hal perekonomian keuangan pribadi, pasar kerja, bisnis, industri, dan pemerintah Israel.
Melansir laporan The Cradle, FT melaporkan bahwa perang telah mengganggu dan menghancurkan “ribuan” perusahaan Israel. Banyak di antara perusahaan yang kini berada di ambang kehancuran, dan seluruh sektor terjerumus ke dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel.
Baca Juga : Usai Eropa dan AS, Kini Asia Juga Dilanda Krisis Kutu Busuk
Data yang dikutip dari Biro Pusat Statistik Israel mengungkapkan kenyataan yang suram. Satu dari tiga bisnis telah tutup atau beroperasi dengan kapasitas 20 persen sejak Operasi Blood Al-Aqsa dimulai pada 7 Oktober. Bahkan, kepercayaan dunia terhadap Israel juga menurun drastis.
Lebih dari separo bisnis di Israel menghadapi kerugian pendapatan melebihi angka 50 persen. Wilayah selatan Israel, yang paling dekat dengan Gaza, adalah wilayah yang paling terkena dampaknya. Yakni dua pertiga bisnisnya tutup atau hanya beroperasi sebagian.
Menambah krisis ini, Kementerian Tenaga Kerja Israel melaporkan bahwa 764.000 warga negara, hampir seperlima dari angkatan kerja Israel menganggur karena evakuasi. Selain itu, penutupan sekolah juga membuat para orang tua memiliki tanggung jawab lebih dalam pengasuhan anak.
Bloomberg menyebutkan dampak ekonomi dari agresi militer Tel Aviv pada Perang Gaza ini telah merugikan perekonomian Israel hampir USD 8 miliar hingga saat ini. Dengan kerugian tambahan sebesar USD 260 juta setiap harinya.
Terlepas dari situasi yang mengerikan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sangat bergantung pada dukungan dari fraksi politik sayap kanan ultra-Zionis, tetap mengalokasikan “sejumlah besar” untuk proyek-proyek ideologis dan kolonial pemukim yang tidak penting. Bahkan proyek tersebut menyimpang dari proyek-proyek yang biasanya dilakukan pada masa perang.
Netanyahu telah mengalokasikan anggaran belanja sebesar 14 miliar shekel (USD 3,6 miliar) untuk lima partai politik yang membentuk pemerintahan koalisinya. Sebagian besar ditujukan untuk sekolah-sekolah agama dan pengembangan permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Ironisnya dengan perang di Gaza, beberapa proyek konstruksi Israel untuk sementara terhenti karena mereka mengandalkan eksploitasi buruh Palestina...