Ummat Muslim Konsumen Terbesar, Saatnya Boikot Produk Israel untuk Kedaulatan Ekonomi Nasional
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Redaksi
19 - Nov - 2023, 02:16
JATIMTIMES - Gerakan Kebangkitan Produk Nasional adalah gerakan moral intelektual untuk mendorong penggunaan produk lokal dan nasional menggantikan produk-produk konsumsi yang diduga terafiliasi produk Israel.
Gerakan Kebangkitan Produk Nasional berdasarkan Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Pejuang Palestina sebagai spirit dasar untuk menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel atau produk yang mendukungnya.
Baca Juga : Buka Youth Muslim Fair 2023, Wali Kota Madiun Ajak Dongkrak Perekonomian Lewat Beragam Event
Gerakan ini bukan hanya sekedar solidaritas untuk Palestina. Namun, menjadi motivasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang terafiliasi dengan Israel. Hal ini dapat menjadi momentum besar untuk mendorong kebangkitan produk nasional
Inisiatif ini diharapkan menjadi bola salju yang membesar dan potensial menghancurkan konsumsi produk terafiliasi Israel di Indonesia.
Wakil Sekjen MUI, Arif Fahruddin menyampaikan fatwa MUI tentang dukungan perjuangan Palestina berlaku wajib bagi umat muslim di Indonesia. Sehingga dengan demikian, komitmen agar umat Islam menghindari penggunaan produk terafiliasi Israel atau produk yang mendukungnya juga menjadi wajib hukumnya.
"Fatwa tersebut wajib. Harus ditaati. Penting bagi kita untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Hindari produk-produk terafiliasi Israel dan beralihlah kepada produk-produk nasional yang bagus. Ini komitmen kita kepada Palestina dan kedaulatan ekonomi nasional." ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/11).
Karena itu, seharusnya tak boleh ada toleransi atas implikasi fatwa ini. Semua merek yang terafiliasi dengan Israel, harus dihindari dan dialihkan penggunaannya kepada produk-produk nasional atau produk dalam negeri. Bagi Arif, prinsip ini harus diyakini oleh umat Islam Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, K.H Faisal Romdoni selaku Ketua Santripreneur Jakarta dan Wakil Ketua Sekretaris PWNU DKI menambahkan jika bangsa Indonesia punya ketergantungan terhadap barang impor dan tidak berdaya dalam membangun dengan membuat sendiri dan membeli produk dalam negeri. "Maka lambat laun negara akan hancur dengan sendirinya,” ujarnya.
Menurut dia dari sekian juta santri yang tersebar di 28.000 pesantren dapat menjadi potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional. Adanya gerakan ini bisa mendorong entrepeneur dalam negeri...