Stasiun Blitar: Jejak Sejarah yang Terukir dalam Perjalanan Kereta Api di Indonesia
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
31 - Oct - 2023, 09:53
JATIMTIMES- Blitar, sebuah kota yang terletak sekitar 167 km dari Surabaya, dikenal oleh banyak orang sebagai tempat yang menyimpan makam Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Namun, Blitar memiliki banyak lebih banyak cerita menarik yang terkait dengan sejarah dan peranannya dalam perkembangan kereta api di Indonesia.
Salah satu pusat perhatian di kota kecil ini adalah Stasiun Blitar yang memiliki jejak sejarah yang mendalam. Dalam ulasan ini, Jatim TIMES akan menggali lebih dalam tentang sejarah stasiun ini.
Baca Juga : Kemarau Panjang Ancam Kota Blitar Hingga November, BPBD Ingatkan Potensi Krisis Air Bersih
Stasiun Blitar terletak di ketinggian +167 meter di wilayah Daerah Oeprasional (Daop) VII Madiun. Sejarahnya melibatkan Pemerintah Hindia Belanda, dan pembangunannya berlangsung bersamaan dengan konstruksi jalur kereta api Kediri-Tulungagung-Blitar sepanjang 64 kilometer.
Proyek ini diawasi oleh Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan kereta api yang dimiliki oleh pemerintah Hindia Belanda. Pengerjaan dimulai pada tahun 1883 dan secara resmi diresmikan pada tanggal 16 Juni 1884.
Awalnya, jalur kereta api di Blitar tidak hanya dirancang untuk kepentingan transportasi, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan para pejabat Belanda dan pengusaha dalam mengangkut hasil produksi perkebunan dan industri mereka. Pada masa penjajahan Belanda, Blitar berkembang menjadi pusat industri perkebunan yang terletak di lereng Gunung Kelud dan lembah sungai Brantas.
Pada tahun 1939, Blitar memiliki ratusan perkebunan yang dikelola oleh orang-orang Eropa, dan ada sekitar 45 perusahaan perkebunan yang membudidayakan berbagai tanaman seperti kopi, karet, kina, tembakau, kapuk, singkong, dan kelapa. Bangunan stasiun Blitar mengalami perombakan pada tahun 1950, dengan bangunan depan pintu masuk stasiun yang menjulang dan ornamen pintu dan jendela yang mencerminkan gaya arsitektur Indische Empire.
Salah satu ciri khas yang membuat Stasiun Blitar unik adalah sistem Overkapping yang menggunakan rangka penopang berbahan kayu. Selain itu, di stasiun ini juga terdapat dipo lokomotif, dipo kereta, dan menara air. Keberadaan elemen-elemen ini mencerminkan betapa ramainya stasiun ini pada masa lalu, dengan berbagai aktivitas seperti pergantian lokomotif uap, langsiran penambahan, atau pengurangan kereta.
Stasiun Blitar memiliki enam jalur, termasuk dua jalur sepur lurus dan satu jalur menuju area depo...